BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang Masalah
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa (Kotler, 2002). Dalam dunia bisnis harga
mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut
harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, sedangkan dalam dunia asuransi
disebut premi. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
Kebijakan
penetapan harga suatu produk selalu merupakan masalah bagi setiap perusahaan.
Dikarenakan harga suatu produk pada setiap waktunya dapat mengalami perubahan,
faktor ini sangat lah berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Jika suatu
perusahaan salah dalam mengambil kebijakan mengenai penetapan harga jual
terhadap kondisi harga produk yang turun naik, maka dapat mengakibatkan hal
yang sangat merugikan terhadap volume penjualan. Namun, saat ini perusahaan berusaha membuat
para konsumen tersebut tetap loyal kepada produk mereka. Untuk mengatasi
masalah seperti ini perusahaan biasanya sangat berhati hati-hati sekali dalam
mengambil kebijakan dalam penetapan harga jual produk mereka, Oleh sebab itu,
kepuasan konsumen harus disertai dengan loyalitas pelanggan dengan penetapan
harga yang sesuai kondisi pasar pada saat itu. Imbalan dari loyalitas bersifat
jangka panjang dan kumulatif jadi semakin lama loyalitas seorang konsumen,
semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari seorang konsumen
(Kotler, 2002).
Penetapan
harga yang tepat sesuai dengan pelayanan dan kinerja yang ditawarkan oleh
perusahaan dapt menciptakan kepuasan konsumen, konsumen yang merasa puas dapat
tercipta loyalitas konsumen. (Tjiptono, 2004). Harga berperan penting secara
makro (bagi perekonomian secara umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan
perusahaan). Bagi perekonomian, harga dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa,
bunga, dan lainlain; bagi konsumen, harga dapat menjadi salah satu pertimbangan
dalam membuat keputusan pembelian; sedangkan bagi perusahaan, harga merupakan
satu-satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan (Tjiptono,
2004: 144).
Suatu
perusahan harus dapat merancang strategi pemasaran yang tepat dalam mencapai
tujuan perusahaan, salah satu tujuan perusahaan itu adalah menciptakan
loyalitas pelanggan. Agar terciptanya loyalitas pelanggan maka suatu perusahaan
harus menetapkan strategi pemasaran yang baik, misalnya penetapan harga yang tepat sesuai dengan
pangsa pasar dan kondisi perekonomian masyarakat sekitar dapat menciptakan
kepuasan konsumen, konsumen yang merasa puas dapat tercipta loyalitas konsumen.
Terciptanya
loyalitas pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan
antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik
bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut ( Word of mouth) yang menguntungkan
perusahaan(Tjiptono 2004: 349).
Hal
yang sangat dikwatirkan oleh perusahaan adalah kondisi perubahan harga yang
setiap saat bisa terjadi. Jika harga produk menjadi mahal maka secara otomatis
permintaan barang akan menurun akan dan sebaliknya jika perubahan harga menjadi semakin murah
maka permintaaan barang akan naik dengan
catatan semua keadaan dan faktor-lingkungan eksternal dan internalnya
bersifat tetap. Perubahan harga ini
nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan suatu barang yang
ditawarkan kepada konsumen.
Perubahan harga yang terlalu tinggi mungkin tidak
dapat diterima oleh para pembeli. Dalam menentukan posisi produk, harga dapat
digunakan untuk meningkatkan citra produk, mempromosikan kegunaan produk,
menciptakan kesadaran dan tujuan penentuan posisi lainnya. Pada umumnya,
produsen sangat hati-hati dalam menghitung biaya untuk menetapkan harga
produknya pada saat ada penawaran dari pembeli.
Persaingan dalam dunia usaha yang semakin meningkat
pada gilirannya akan menjadikan harga menjadi salah satu strategi yang
digunakan untuk memenangkan persaingan. Akan
halnya bagi konsumen harga tersebut haruslah merupakan refleksi produk
yang benar-benar bermutu pada tingkat konsumen yang terjangkau dan diupayakan
dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Oleh karena itu dalam menetapkan harga jual suatu
produk yang sesuai dengan kondisi pasar diperlukan perencanaan dan
kebijaksanaan apakah harga produk tersebut sesuai dengan kebutuhan
pelanggannya. Jika sesuai dengan selera mereka, hal ini lah yang menjadi tolak
ukur apakah pelanggan kita bisa loyal terhadap perusahaan. Bagi para produsen,
pelanggan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena tanpa
keberadaan dan dukungan mereka suatu usaha tidak mungkin berkembang. Pelanggan yang
menentukan apakah mereka akan membeli suatu produk atau tidak produk yang
ditawarkan.
Toko R. Nabila yang sejak tahun 2004 yang lalu
didirikan dengan maksud untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat/konsumen
untuk membeli barang yang berupa barang kebutukan rumah tangga. Hal yang sangat
diperhatikan dalam menarik pelanggan/konsumen agar selalu setia pada perusahaan
ini adalah mengutamakan pelayanan dan memberikan penetapan harga yang sesuai
dengan harga pasar sehingga harga dapat dijangkau oleh para konsumen.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa
banyak frekuensi pelanggan/konsumen yang berbelanja dan jumlah rata-rata
Penjualan pada Toko R. Nabila Tembilahan dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1 : Frekuensi Kunjungan Konsumen Berbelanja Dan
Jumlah
Rata-rata Penjualan Pada
Toko R. Nabila Tembilahan Dari
Tahun 2008-2012.
TAHUN
|
FREKUENSI KUNJUNGAN (ORANG)
|
RATA-RATA PENJUALAN
(Rp)
|
2008
2009
2010
2011
2012
|
22.500
28.500
25.200
30.500
20.500
|
Rp.
120.000.000,-
Rp.
205.000.000,-
Rp.
185.000.000,-
Rp.
215.000.000,-
Rp.
110.000.000,-
|
Sumber : Toko R Nabila Tembilahan
Dari
tabel diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa frekuensi berkunjung konsumen
pada Toko R. Nabila terlihat mengalami fluktuasi. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap tingkat penjualan dan pendapatan yang akan diterima. Jika semakin tinggi tingkat
frekuensi kunjungan untuk berbelanja maka akan semakin tinggi pula volume
penjualan yang akan diperoleh.
Dalam hal ini diperlukan identifikasi terhadap para
konsumen yang merupakan upaya untuk memahami perilaku pembeli dari pasar
sasaran yang merupakan tugas dari pihak manajemen perusahaan agar konsumen bisa
selalu loyal terhadap perusahan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dan pembahasan yaitu dengan judul :
“Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam Berbelanja
Pada Toko R. Nabila Tembilahan”.
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah
diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
” Apakah faktor perubahan harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan
dalam berbelanja di Toko R. Nabila Tembilahan”.
C. Tujuan
Dan Manfaat Penulisan
1.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah
perubahan harga sangat mempengaruhi
kesetiaan pelanggan berbelanja di Toko R. Nabila Tembilahan.
b. Untuk mengidentifikasi seberapa besar
kesetiaan pelanggan terhadap keberadaan Toko R. Nabila Tembilahan.
2.
Manfaat Penulisan
a. Sebagai
bahan masukan bagi perusahaan bagaimana penetapan harga yang baik intuk meningkatkan
volume penjualan.
b. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, pengalaman
dan memperluas daya fikir penulis dalam menerapkan teori yang telah dipelajari
di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indragiri Tembilahan.
D.
Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah
penelitian maka penulis membagi dalam 6 (enam) bab :
BAB. I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB. II Telaah Pustaka
Bab ini menguraikan teori – teori yang
ada kaitannya dengan masalah yang dikemukakan dalam pembahasan proposal ini
serta pembahasan hipotesis dan diakhiri dengan variabel penelitian.
BAB. III Metode
Penelitian
Bab ini menguraikan tentang lokasi
penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta analisis data.
BAB. IV Gambaran
Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan tentang
sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, aktifitas usaha.
BAB. V Hasil
Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini merupakan bab yang berisi
bagaimana menguraikan secara efesien mengenai masalah yang di hadapi dan cara
pemecahannya.
BAB. VI Kesimpulan Dan Saran
Merupakan bab penutup yang
mengemukakan kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bagi penulis sendiri dan juga bagi
perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penulisan.
BAB II
TELAAH
PUSTAKA
A.
Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang
dan mendapatkan laba.
Kotler (2000:110) mendefinisikan pemasaran adalah suatu
proses sosial dan menejerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
memertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Stanton (2001:200) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli maupun kepada pembeli potensial.
Kemudian
adapun definisi pemasaran dari American
Marketing Association (AMA) yang diikuti oleh (Purnama, 2001 : 1) adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan
pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan pemasaran
adalah kegiatan usaha meliputi kerja penjual mencari pembeli, mengenali
kebutuhan konsumen, merancangkan produk yang akan dipasarkan dengan tepat,
menentukan harga jual yang layak, mempromosikan produk tersebut,
dan mendistribusikan.
B.
Bauran
Pemasaran
Carty dalam bukunya Kotler (2000 :125) bauran pemasaran
adalah kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam
pasar sasaran. Kotler (2000 : 124) kiat yang ada pada bauran pemasaran terdiri
dari empat faktor yang disebut 4 P; produk, harga, tempat/distribusi, dan
promosi.
Setiap perusahaan selalu
berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka
inilah maka setiap perusahaan selau menetapkan strategi dan cara pelaksanaan
kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat
mencapai sasaran perusahaan, yang dapat berupa tingkat laba yang diperoleh
perusahaan dalam jangka panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan
total panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total volume
penjualan tertentu dalam satu jangka waktu tertentu.
Salah satu unsur dalam
strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi
yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan
menyajikan penawaran produk pada segmen tertentu, yang merupakan sasaran
pasarnya. Baurab pemasaran (Marketing
Mix) merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Strategi pemasaran adalah
suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh
perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang dituju (target market) dalam jangka
panjang dan tujuan perusahaan jangka pendek dalam situasi persaingan
tertentu.Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi bauran pemasaran yang
menetapkan komposisi yang terbaikdari keempat komponen atau variabel pemasaran,
untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan
dan sasaran perusahaan.
Dari pengertian bauran pemasaran diatas, selanjutnya
dapatlah diuraikan satu persatu tentang
variabel-variabelnya, terutama sekali khususnya yang terkait dengan objek pembahasan. Bauran
pemasaran harus selalu bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan ekternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan
yang terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan
perekonomian, dan lingkungan sosial budaya, sedangkan internal adalah
variabel-variabel yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut.
C. Harga
1. Pengertian Harga
Menurut
Tjiptono (2006 : 178), secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai
jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung
utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.
Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan
keinginan tertentu.
Menurut
G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006) mengatakan bahwa harga merupakan
pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).
Kotler dan
Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.
2. Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan
utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga,
yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh
manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian
dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli
membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan
alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari
harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor
produk, seperti kualitas.Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana
pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya
secara objektif.persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal
mencerminkan kualitas yang tinggi.
Dalam
menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan
dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari
informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga harus
diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Berorientasi pada laba untuk.
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan
perusahaan.
b. Memaksimalkan laba
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.
Dalam menentukan kebijaksanaan
harga ada 3 kemungkinan:
1. Penetapan harga diatas harga saingan
Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat
meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik,
bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis
yang telah ada dipasaran.
2. Penetapan harga dibawah harga
persaingan
Kebijakan ini
dipilih untuk menarik lebih banyak pelanggan untuk barang baru yang
diperkenalkan dan belum stabil kedudukannya dipasar.
3. Mengikuti harga saingan
Cara ini dipilih untuk
mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain.
Tujuan penetapan harga menurut
Swasta (2002 : 242) tersebut adalah:
1. Meningkatkan penjualan
2. mempertahankan dan memperbaiki market share
3. Stabilisasi harga
4. mencapai target pengembalian investasi
5. Mencapai laba maksimum
Swasta (2002:246) menjelaskan
tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan
perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
2. Permintaan dan penawaran
Permintaan
adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu.
Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat
harga tertentu.
3. Elastisitas permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam
barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam
penentuan harga, sebab suatu
tingkat harga yang tidak dapat
menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6. Tujuan perusahaan
Tujuan yang hendak dicapai
oleh perusahaan adalah :
- Laba maksimum
- Volume penjualan tertentu
- Penguasaan pasar
Kembalinya
modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
7. Pengawasan pemerintah
Pengawasan
pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum,
diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah
usaha-usaha kearah monopoli.
4. Strategi
Penyesuaian Harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka
untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini
merupakan strategi penyesuaian harga diantaranya adalah:
1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.
Mengurangi
harga untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang memberikan tanggapan
seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk.
Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan:
a.
Diskon kas adalah pengurangan harga pada
pembeli yang membayar tagihan mereka tepat waktu.
b.
Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi
pembeli yang
membeli dalam volume besar.
c.
Diskon fungsional adalah pengurangan harga
yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan
fungsi-fungsi tertentu.
d.
Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi
pembeli yang
membeli barang atau jasa
diluar musim.
2. Penetapan harga tersegmentasi.
Menyesuaikan harga untuk
membuat perbedaan diantara pelanggan, produk maupun lokasi.
3. Penetapan harga psikologis.
Menyesuaikan harga untuk
mempengaruhi secara psikologis.
4. Penetapan harga promosi.
Sewaktu-waktu mengurangi harga
untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek.
5. Penetapan harga geografis.
Menyesuaikan harga untuk
memperhitungkan lokasi geografis pelanggan.
6. Penetapan harga internasional.
Menyesuaikan harga untuk pasar
tradisional.
B. Loyalitas Pelanggan
Dewasa
ini perhatian terhadap kepuasan telah semakin besar, persaingan yang semakin
tinggi dimana banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan keinginan
konsumennya menyebabkan setiap perusahaan harusmenempatkan dan berorientasi
kepada konsumen sebagai tujuan utama. Menurut Kotler (2002:42), kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
persepsi/ kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya.
Terciptanya
kepuasan konsumen akan memberikan manfaat, diantaranya adalah hubungan antara
perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang
serta terciptanya loyalitas konsumen. Kepuasan dan ketidak puasan pelanggan
sebagai respons pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian (disconfirmation)
yang dipresepsikan antara harapan awal sebelum pembelian (atau norma kinerja
lainnya) atau kinerja aktual produk yang dipresepsikan setelah pemakaian atau
konsumsi produk bersangkutan (Tse dan Wiltson dalam Tjiptono 2004: 349).
Terciptanya
kepuasan pelanggan akan memberikan manfaat, diantaranya adalah hubungan antara
perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang
serta terciptanya loyalitas pelanggan. Pengertian kepuasan pelanggan mencakup
perbedaan-perbedaan antara harapandan kinerja atau hasil yang dirasakan
(Tjiptono dan Anantasia 2001:102).
Menurut
Griffin (2002:22-23) membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu:
1) Tanpa
Loyalitas
Konsumen yang tingkat pengulangan pembeliannya rendah,
Konsumen yang tingkat pengulangan pembeliannya rendah,
dan tingkat
ketertarikan rendah.
2) Loyalitas Rendah
Yaitu konsumen yang tingkat pengulangan pembeliannya
2) Loyalitas Rendah
Yaitu konsumen yang tingkat pengulangan pembeliannya
tinggi, namun
sebenarnya
tingkat ketertarikan terhadap
produk
rendah. Hal ini disebabkan pembelian yang hanya
mempertimbangkan mudahnya saja. Misalnya pembelian bensin,
karena jalurnya dilewati.
3) Loyalitas Tersembunyi
Yaitu sikap relatif terhadap produk/ jasa tinggi tetapi
3) Loyalitas Tersembunyi
Yaitu sikap relatif terhadap produk/ jasa tinggi tetapi
pengulangan pembelian rendah. Jika
konsumen pada kondisi latent
loyalty
maka faktor situasi lebih
menentukan dibanding sikap
dalam
pembelian ulang. Misalnya seorang istri senang
makan Chinese food
direstoran tetangga, sementara suaminya lebih
senang ke oriental food.
Dengan
mengetahui faktor
situasi yang dapat
memberikan
Kontribusi kepada latent loyalty maka perusahaan dapat menerapkan
strategi untuk
menariknya. Misalnya
restoran Chinese food
mempertimbangkan, menambahkan beberapa menu oriental food.
4)
Loyalitas Premium
Yaitu tingkat
loyalitas yang paling tinggi, dimana
sikap relatif
tinggi dan membeli ulang cukup tinggi. Biasanya
orang yang loyalitasnya
seperti ini merasa bangga dan
mau untuk menceritakan
pengalamannya dengan teman - temannya, keluarga dan orang lain.
Konsumen ini akan menjadi vocal advocates untuk produk/
jasa dan secara konstan mereferensi ke orang lain.
Pengertian
loyalitas ini sampai sekarang memang belum ada satupun pakar dan buku yang
dianggap paling sempurna, khususnya dalam memberikan terminologi yang tepat.
Hal ini juga diakui oleh Egan (2001; 312).
Sedangkan
Bloemer dan de Ruyter dalam Egan (2001 ; 314) intinya mengatakan bahwa
loyalitas adalah non-random respon, misalnya kunjungan kembali, yang
berlangsung beberapa kali yang menyebabkan komitmen terhadap merek.
Dick dan Basu dalam Egan (2001 ;315) memberikan penjelasan tentang hubungan antara kekuatan sikap (attitude strength) dan repeat patronage. Pentingnya kekuatan hubungan. Asumsi dalam tradisional marketing selama sepuluh (10) tahun terakhir adalah bahwa kepuasan konsumen akan menyebabkan profitabilitas perusahaan.
Dick dan Basu dalam Egan (2001 ;315) memberikan penjelasan tentang hubungan antara kekuatan sikap (attitude strength) dan repeat patronage. Pentingnya kekuatan hubungan. Asumsi dalam tradisional marketing selama sepuluh (10) tahun terakhir adalah bahwa kepuasan konsumen akan menyebabkan profitabilitas perusahaan.
Paradigma ini juga
sangat populer dalam pemasaran dan pemikiran strategik di Amerika sampai dengan
pertengahan 1980-an. Idenya adalah bahwa konsumen yang puas adalah loyal, dan
konsumen yang loyal akan menguntungkan, sehingga untuk memuaskan konsumen,
perusahaan menekankan pada kualitas pelayanan dan sekaligus memuaskan konsumen.
Sejak awal 1990-an dan
khususnya 1994, kemudian beberapa studi merupakan paradigma kepuasan konsumen.
Peneliti kemudian mencoba mengembangkan metode untuk mengukur efek finansial
dari quality improvement measures. Karena ternyata banyak perusahaan di akhir
tahun 1980-an dan awal 1990 yang mendapat quality prizes, namun sangat jelek
dalam aspek finansialnya.
Pentingnya
untuk meningkatkan first-time customer menjadi lifetime buyer adalah :
Penjualan akan meningkat karena konsumen akan membeli lebih dari
Penjualan akan meningkat karena konsumen akan membeli lebih dari
o
Anda Akan
menguatkan posisi Anda di pasar
jika konsumen membeli dari
Anda dan bukan dari kompetitor.
o
Biaya pemasaran
akan turun
karena Anda tidak
harus menggunakan uang lebih
banyak untuk
menarik konsumen
o
karena
Anda telah mengenalnya.
Demikian juga konsumen
yang puas akan menceritakan ke temannya
sehingga akan mengurangi biaya
iklan.
o
Anda akan
dapat mengisolasi dari kompetensi
harga karena konsumen
o
yang loyal tidak gampang terpengaruh oleh discount
dari pesaing.
Akhirnya konsumen yang puas akan senang untuk mencoba produk anda yang lainnya, sehingga membantu Anda untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.
Akhirnya konsumen yang puas akan senang untuk mencoba produk anda yang lainnya, sehingga membantu Anda untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.
Indikator dari loyalitas
pelanggan menurut Kotler & Keller (2002 ; 57) adalah Repeat Purchase
(kesetiaan terhadap pembelian
produk); Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang
negatif mengenai perusahaan); referalls (mereferensikan secara total
esistensi perusahaan).
Selanjutnya Griffin
(2002 ; 27) mengemukakan keuntungan - keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan
apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :
1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
pelangan baru
lebih mahal).
2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak,
2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak,
pemrosesan pesanan dll).
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian
pelanggan yang lebih sedikit).
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan.
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan
yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas.
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).
Menurut
Lupiyoadi (2001:161) konsumen yang loyal akan menunjukkan ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Repeat
: Apabila konsumen membutuhkan produk atau jasa akan membeli produk
tersebut pada perusahaan tersebut.
b. Retention
: Konsumen tidak terpengaruh kepada pelayanan yang ditawarkan oleh pihak
lain
c. Refferal
: Jika produk atau jasa baik, konsumen akan mempromosikan kepada orang lain, dan jika
buruk konsumen diam dan memberitahukannya pada pihak perusahaan.
Untuk dapat menjadi pelanggan yang loyal, seorang
pelanggan harus memulai beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama dengan penekanan
dan perhatian yang berbeda untuk masing-masing tahap karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang
berbeda.Dengan memperhatikan masing-masing tahapan dan memenuhi
kebutuhan dalam setiap tahap tersebut,
perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli
menjadi pelanggan loyal dan klien perusahaan.
Tingkatan
loyal terbagi atas 6 tingkat, yaitu :
1. Suspect
Bagian ini termasuk semua pembeli produk atau
Bagian ini termasuk semua pembeli produk atau
jasa dalam
pemasaran, jadi suspects
adalah menyadari akan
produk atau jasa
perusahaan atau tidak
mempunyai
kecenderungan terhadap
pembelian.
2. Prospects
Prospects adalah pelanggan potensial yang mempunyai
2. Prospects
Prospects adalah pelanggan potensial yang mempunyai
daya tarik terhadap perusahaan tetapi
belum mengambil langkah
untuk
melakukan bisnis
dengan perusahaan.
3. Customers
Suatu tipe pembelian produk (walaupun dalam
Suatu tipe pembelian produk (walaupun dalam
kategori
ini
termasuk beberapa pembelian
ulang) yang tidak
memiliki loyalitas pada perusahaan.
4. Clients
Pembelian ulang yang menunjukkan loyalitas pada perusahaan tetapi lebih memiliki dorongan pasif daripada aktif terhadap perusahaan.
Pembelian ulang yang menunjukkan loyalitas pada perusahaan tetapi lebih memiliki dorongan pasif daripada aktif terhadap perusahaan.
5. Advocates
Client yang memberikan dorongan yang positif pada perusahaan dengan merekomendasikannya kepada orang lain.
Client yang memberikan dorongan yang positif pada perusahaan dengan merekomendasikannya kepada orang lain.
6. Partners
Partners adalah hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier yang keduanya saling memperlihatkan keuntungan.
Partners adalah hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier yang keduanya saling memperlihatkan keuntungan.
Konsumen
yang puas tidak selalu menjamin loyalitas, bahkan untuk industri tertentu
sampai dengan 75% customer yang pindah ke perusahaan lain mengatakan mereka
puas dengan perusahaan sebelumnya. Customer bisa berpindah ke perusahaan lain
karena harga, karena kompetitor menawarkan peluang baru atau juga kadang-kadang
mereka perlu variasi.
Demikian juga konsumen yang tidak
puas sering tidak melakukan usaha untuk pindah ke perusahaan lain karena dia
percaya bahwa pindah perusahaan lainpun hasilnya sama saja.
Timm (2001; 93) menjelaskan 5 elemen dari loyalitas pelanggan sebagai berikut:
1. Kepuasan pelanggan secara keseluruhan
1. Kepuasan pelanggan secara keseluruhan
Tingkat kepuasan
tidak menentu mendiskualifikasi
perusahaan
untuk mendapatkan
loyalitas pelanggan.
2. Komitmen pelanggan untuk membuat investasi berkelanjutan
2. Komitmen pelanggan untuk membuat investasi berkelanjutan
dalam suatu hubungan yang
berkelanjutan dengan perusahaan.
3. Tujuannya pelanggan menjadi pembeli berulang.
4. Keinginan pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan kepada
3. Tujuannya pelanggan menjadi pembeli berulang.
4. Keinginan pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan kepada
orang lain.
5. Resistensi pelanggan untuk beralih ke pesaing.
5. Resistensi pelanggan untuk beralih ke pesaing.
Dalam kasus
pembelian keterlibatan tinggi dengan tingkat yang kuat kepentingan pribadi dan relevansi seperti mobil, loyalitas merek mengurangi risiko dan memfasilitasi seleksi. Di sisi lain, dalam kasus pembelian keterlibatan rendah dengan tingkat kecil
kepentingan pribadi dan relevansi seperti candy bar, pembelian
rutin menghemat waktu dan usaha.
Jika konsumen telah merasa puas maka akan menjadi konsumen yang loyal.
Menurut Griffin (2002:199-200) langkah pertama dalam membangun sistem loyalitas
klien adalah berusaha mengenal terminologi dan variabel yang menentukan serta
mendorong loyalitas. Faktor-Faktor tersebut adalah:
1. Basis
klien merupakan seluruh jumlah konsumen dan klien yang aktif, hal ini dapat
dihitung dengan menjumlahkan konsumen pertama kali, konsumen berulang, dan
klien.
2. Tingkat
retensi konsumen baru adalah persentase konsumen pertama kali yang melakukan
pembelian kedua dalam periode waktu tertentu, periode waktu diatur oleh siklus
pembelian berulang konsumen anda yang biasa.
3. Tingkat
retensi klien adalah persentase konsumen yang telah memenuhi sejumlah khusus
pembelian berulang selama periode waktu tertentu.
4. Pangsa
konsumen (share of customer) adalah persentase jumlah
pembelian
konsumen atas kategori produk dan jasa tertentu yang dibelanjakan ke
perusahaan.
5. Jumlah
rata-rata konsumen baru perbulan adalah rata-rata jumlah
konsumen
pertama kali yang membeli dari perusahaan anda tiap bulannya.
6. Frekuensi
pembelian adalah frekuensi rata-rata seorang konsumen atau klien membeli dari
anda setiap tahunnya.
7. Jumlah
pembelian rata-rata adalah jumlah rata-rata yang dibayar atas produk dan jasa
setiap pembelian.
8. Tingkat
peralihan adalah persentase tahunan rata-rata konsumen yang hilang atau menjadi
tidak aktif karena suatu alasan termasuk ketidakpuasan dan pindah lokasi.
F. Hipotesis
Berdasarkan dari uraian dan pembahasan latar belakang permasalahan yang
serta didukung oleh teori–teori yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan
suatu hipotesis sebagai suatu kesimpulan sementara yaitu : “Ada pengaruh
perubahan harga terhadap loyalitas pelanggan dalam berbelanja di Toko R. Nabila
Tembilahan”.
G. Variabel Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan
hipotesis yang telah dikemukakan maka variabel yang di analisis adalah :
a.
Variabel Independen (X)
Adalah sesuatu yang mempengaruhi variabel
terikat dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Harga.
b.
Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat adalah unsur yang dipengaruhi variabel
lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Loyalitas Pelanggan.
Tabel 2 Konsep Variabel
Penelitian
No
|
Variabel
|
Defenisi
|
Indikator
|
1.
2.
|
Harga (X)
Loyalitas Pelanggan (Y)
|
Suatu nilai (value) yang ditetapkan oleh perusahaan
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan dengan
mempertimbangkan permintaan dan persaingan.
Komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara
konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
|
a. Harga
di atas pesaing.
b. Harga
di bawah pesaing.
c. Harga
sama dengan pesaing.
a. Repeat Purchase (kesetiaan
terhadap pembelian produk).
b. Retention (ketahanan
terhadap pengaruh yang negatif
mengenai perusahaan).
c. referalls (mereferensikan
secara total esistensi perusahaan).
|
BAB
III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian pada toko R.
Nabila Jalan Trimas Tembilahan.
B.
Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang penulis perlukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Yaitu data yang penulis dapatkan secara langsung dari responden melalui
penyebaran kuesioner kepada responden berisi tentang variabel yang diteliti.
2. Data Sekunder
Yaitu
data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan, berkaitan dengan objek penelitian yaitu toko R. Nabila Tembilahan.
C.
Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah para konsumen (pelanggan) yang berbelanja pada Toko R. Nabila Tembilahan,
di dalam pengambilan sampel penulis menggunakan metode Slovin (Umar; 2001), yaitu diperkirakan populasi yang ada sebanyak 20.500
orang, berdasarkan jumlah pengunjung berbelanja pada tahun 2012.
N
n = __________
1 + Ne2
Dimana : n = Ukuran
sampel
N
= Ukuran
populasi
E
= Persentasi
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
dapat ditolerir (15%)
Maka diperoleh:
N
n =
__________
1 + Ne 2
20.500
=
________________
1 + 20.500 ( 0,15)2
20.500
=
______________
1 + 20.500 (0.0225)
= 20.500
_____________
462,25
n
= 44,34 Orang
Di bulatkan
menjadi n = 44 orang.
Dari hasil
perhitungan diatas maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 44 orang. Ini merupakan jumlah responden dari
konsumen yang dianggap dapat mewakili bagi pengumpulan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini.
D.
Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulakan data dan informasi yang
diperoleh dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik Quetioner yaitu
methode pegumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang diajukan kepada
konsumen mengenai tanggapan konsumen terhadap perubahan harga yang terjadi
serta mengetahui seberapa besar loyalitas konsumen tersebut terhadap
perusahaan.
E.
Analisis Data
Dalam menganalisis data dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan analisis SPSS 17.
BAB
IV
GAMBARAN
UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah
Singkat Perusahaan
Toko
R. Nabila merupakan salah satu perusahaan swasta yang berbentuk perusahaan
perorangan, kegiatan utama peruhaan ini adalah menjual dan menyediakan
barang-barang kebutuhan pokok dan jenis produk-produk lainnya. Toko ini didirikan dengan maksud untuk memberikan
kemudahan bagi masyarakat/konsumen untuk membeli barang yang berupa barang
kebutukan rumah tangga.
Toko
R. Nabila ini berdiri sejak tahun 2004 yang mana sebelumnya perusahaan ini
pertama kalinya berlokasi di Jl. M. Boya Tembilahan, karena tempat usaha tidak
milik sendiri (kontrak) maka perusahaan ini sering berpindah lokasi usaha.
Namun hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap volume penjualannya. Konsumen
mereka selalu loyal terhadap keberadaan perusahaan.
Seiring
lonjakan permintaan konsumen makin hari semakin meningkat, maka
pemilikperusahaan pun merasa belum puas dengan satu usaha, mereka membangun
usaha baru lagi, yaitu usaha Warnet. Usaha ini pun berkembang pesat dan sukses seperti sekarang
ini. Dengan terus berkembangnya perusahaan-perusahaan yang ia kelola maka
perusahaan merekrut lebih banyak karyawan yang bekerja pada bidangnya
masing-masing. Keberhasilan ini tentunya didukung dengan kerja karyawan yang
profesional, terutama dalam bidang penjualan dan pemasaran.
Perusahaan
berusaha menyajikan kemudahan bagi
setiap pelanggan untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari sesuai
yang diinginkan oleh konsumen, sehingga pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan
dan mendapatkan produk yang berkualitas.
B.
Struktur Organisasi Perusahaan
Sebagaimana
diketahui bahwa struktur organisasi suatu perusahaan, baik bentuk maupun
ragamnya erat sekali hubungannya dengan kegiatan perusahaan dalam usaha
mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan dalam usaha untuk mencapai
tujuan perusahaan tidak dapat dilaksanakan oleh satu orang saja, tetapi
memerlukan bantuan orang lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam
mengorganisir suatu badan usaha, langkah pertama yang dilakukan pimpinan
perusahaan adalah menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan agar tercapai
apa yang menjadi tujuan organisasi secara keseluruhan. Pekerjaan hendaknya
ditempatkan pada orang yang tepat dengan bidangnya serta sesuai dengan
keahliannya.
Agar
suatu organisasi atau usaha itu dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan
beberapa prinsip organisasi seperti :
1. Perumusan
tujuan organisasi yang jelas
2. Pembagian
tugas pekerjaan
3. Delegasi
kekuasaan
4. Tingkat-tingkat
pengawasan
5. Kesatuan
perintah dan tanggung jawab
6. Koordinasi.
Prinsip-prinsip
tersebut diatas harus dianut oleh suatu organisasi, sebab jika organisasi tanpa
tujuan yang jelas maka pelaksanaan tugas tidak terarah dengan baik. Demikian
pula bila pembagian tugas tidak ada, maka terjadilah kesimpang siuran dalam
menjalankan perintah dan tugas.
Adanya
pembagian tugas yang jelas, maka batas-batas wewenang dapat ditentukan oleh
bagian-bagian yang melaksanakan pekerjaan sehingga organisasi berjalan dengan
efektif.
Struktur
organisasi yang baik adalah organisasi yang memenuhi syarat sehat dan efesien.
Struktur organisasi yang sehat berarti tiap satuan organisasi dapat menjalankan
peranannya dengan tertib. Sedangkan organisasi yang efesienberartidalam
menjalankan peranannya tersebut masing-masing satuan organisasi dapat mencapai
perbandingan yang terbaik antara satu dan berapa jenis pekerjaan.
Adapun
manfaatdari struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. Para
pekerja akan dapat dengan cepat mengetahui kepada siapa pekerjaan itu harus
diserahkan secara administrasi.
2. Para
pekerja akan senang dancepatdapat menjawab setiap pertanyaan yang datang dari
pihak luarmengenai perusahaan tersebut.
3. Para
pekerja dengan cepat mengetahui setiap pimpinan yang ada dalam perusahaan
mulaidari Top Manager, Middle Manager dan
Lower Manager serta Supervisor.
4. Unsur
pimpinan dapat dengan mudah melihat bagaimana bawahan bekerja untuk kepentingan
perusahaan, dan dapat dengan segera diketahui letak kelemahannya.
Kemudian
bentuk-bentuk organisasi tersut dapat dibedakan atas:
1. Organisasi
garis, yaitu adanya garis bersama kekuasaan dan tanggung jawab, bercabang pada
setiap tingkatan mulai dari direktur sampai kepada karyawan bawah.
2. Organisasi
Fungsional, yaitu pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap
atasan berwenang memberikan komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubungannya dengan fungsi atasan.
3. Organisasi
garis dan staf, dimana terdapat satu atau lebih staf, staf yaitu orang yang
ahli dengan bidangtertentuyang tugasnya melihat dan memberikan saran-saran
kepada pimpinan organisasi.
Untuk
lebih jelasnya berikut sketsa struktur organisasi Toko R. Nabila Tembilahan :
Adapun
rincian tugas dari masing-masing bagian pada pada struktur organisasi Toko R.
Nabila Tembilahan adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan
Bertindak sebagai pimpinan tertinggi dalam
perusahaan, bertugas menentukan arah dan mengambil suatu kebijakan dari
perusahaan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
2. Bagian
Adm Keuangan
Bagian ini merupakan urat nadi berjalannya suatu
perusahaan karena berhubungan dengan keuangan perusahaan. Dengan demikian
bagian ini harus mampumencari dana untuk mengelola dan mengalokasikan secara
efektifdan efesien sehingga setiap dana yang dikeluarkan bener-benar untuk
kegiatan yang produktif.
Hal yang perlu dikuasai oleh bagian keuangan ini
mnegusahakan agar keuangan jangan sampai defisit sehingga perusahaan sulit
untuk membeli barang barang atau membayar gaji para karyawan. Apabila
gejala-gejala sudah ada, maka bagian ini harus melaporkan kepada pimpinan
perusahaan untuk diambil tindakan lebih lanjut. Selanjutnya dalam pelaksanaan
tugasnya bagian ini bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
Berikut ini tugas dari bagian keuangan, yakni :
a. Mencatat
setiap pesanan produk yang datangdari konsumen.
b. Membuat
laporan hasil penjualan, baik laporan harian, bulanan maupun pertahun.
c. Mendata
setiap barang yang masuk maupun barang yang keluar.
3. Bagian
Penjualan
a. Melakukan
pengiriman barang pesanan sesuai dengan alamat pemesan jika dalam jumlah
banyak.
b. Menjaga
agar produk pesanan tersebut sampai dengan selamat tanpa ada kerusakan sekecil
apapun.
c. Melaporkan
kepada pimpinan setiap pesanan yang telah diambil oleh konsumen.
4. Karyawan
(Pegawai Toko)
a. Melaksanakan
pekerjaan sesuai denganpetinjuk pimpinan maupun bagian penjualan.
b. Mengepak
barang pesanan konsumen.
c. Mengirim
dan menyerahkan barang-barang pesanan kepada konsumen.
Seperti
telah uraikan pada bagian sebelumnya bahwa keberhasilan sebuah perusahaan tidak
terlepas dari sumber daya manusianya dalam hal ini karyawan perusahaan
tersebut.
Namun
demikian bukan berarti perusahaan telah mampu mengkoordinir para karyawannya
dengan baik dikarenakan memiliki struktur organisasi yang baik, tetapi masih
banyak lagi faktor-faktor lainyang mempengaruhi pelaksanaan tuga dan tanggung
jawabyang harus dilaksanakan oleh karyawan tersebut, sehingga memerlukan
langka-langkah yang strategisuntuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin akan
timbul dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
C.
Aktivitas
Perusahaan
Tujuan
didirikannya perusahan adalah untu kmencapai keuntungan (profit) secara
maksimal. Dalam mengejar keuntungan atau laba tersebut trerlebih dahulu harus
ditetapkan tujuan dari perusahaan secara jelas. Dimana untuk mencapai tujuan
tersebut dilakukan aktivitas perusahaan secara rutin dan terus menerus. Dalam
rangka memasarkan produk yang dijual oleh perusahaan haruslah mempunyai daerah
pemasaran yang cukup untuk menampung barang yang dipasarkan kepada pelanggan.
Adapun
aktivitas yang dilakukan oleh Toko R. Nabila Tembilahan ini adalah merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan yang yang menjual dan
memasarkan produk berupa barang kebutukan rumah tangga (khususnya kebutuhan
pokok) dan lain-lain. Setiap konsumen yang melakukan pembelian kepada
perusahaan tersebut pihak perusahaan akan memberikan pelayanan semaksimal
mungkin yang telah diatur oleh manajemen perusahaan.
Dalam
operasional kegiatannya sehari hari-hari Toko R. Nabila Tembilahan memiliki
empat orang karyawan yang masing-masing mempunyai tuga-tugas tersendiri sesuai
dengan keahlian dan kemampuan yang mereka miliki. Perusahan ini juga memiliki
alat transportasi 2 mobil truk untuk pengangkutan barang dalam jumlah besar, 1
buah gerobak serta 2 buah alat transportasi VIAR.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Hasil Penelitian
Pada penelitian ini jumlah sampel yang
diambil sebanyak 44 responden yaitu pelanggan
Toko R. Nabila Tembilahan. Adapun karakteristik responden dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Umur Responden
Adapun umur atau usia responden dalam
penelitian ini terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel
3: Umur Responden Pada R. NABILA TEMBILAHAN.
No
|
Usia (tahun)
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1
|
20-30
|
19
|
43,18
|
2
|
31-40
|
12
|
27,27
|
3
|
41-50
|
10
|
22,72
|
4
|
>50
|
3
|
6,8
|
|
Jumlah
|
44
|
100
|
Sumber:
Data hasil penelitian
Pada Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pada tingkat umur adalah
untuk umur 20-30 tahun sebanyak 19 orang dengan persentase 43,18%, selanjutnya
untuk responden yang mempunyai umur 31-40 adalah sebanyak 12 orang atau dengan
persentase 27,27%, dan
untuk responden dengan umur 41-50 adalah sebanyak 10 responden atau dengan
persentase 22,72%, dan terakhir responden yang berusia di atas dari 50 tahun
adalah sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 6,8%. Dari data di atas
dapat dilihat bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini ada pada usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 43,18%.
2. Jenis Kelamin
Responden
Adapun jenis kelamin responden dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4: Jenis Kelamin Responden Pada
Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hilir.
No
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1
|
Laki-laki
|
19
|
43,18
|
2
|
Perempuan
|
25
|
56,82
|
|
Jumlah
|
44 orang
|
100
|
Sumber:
Data Olahan dari Hasil Penelitian
Dari data di atas dapat diketahui bahwa
jenis kelamin responden, yang laki-laki sebanyak 19 orang dengan persentase 43,18%
dan perempuan sebanyak 25
orang dengan persentase 56,82%. Dari hasil data ini dapat kita lihat bahwa
responden Perempuan yang paling banyak yaitu sebanyak 25 orang dengan persentase
56,82%.
3. Pendidikan
Terakhir
Adapun pendidikan terakhir responden
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 5: Pendidikan
Terakhir Responden
No
|
Pendidikan
Terakhir Responden
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
1
|
SMP
|
5
|
11,36
|
2
|
SMA
|
19
|
43,18
|
3
|
D3
|
4
|
9,1
|
4
|
S1
|
12
|
27,27
|
5
|
S2
|
4
|
9,1
|
|
Jumlah
|
44
|
100
|
Sumber:
Data Olahan dari Hasil Penelitian
Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa jenjang
pendidikan terakhir responden terakhir yang berpendidikan SMP sebanyak 5
responden dengan persentasi 11,36% , SMA sebanyak 19 orang dengan persentase 43,18%, D3 sebanyak 4 orang dengan
persentase sebesar 91%, selanjutnya S1 sebanyak 12 orang dengan persentase
sebesar 27,27% sedangkan s2 sebanyak 4 responden dengan persentase 9,1%.
B.
Pembahasan
Harga
1. Menurut
Tjiptono (2006 : 178), secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai
jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung
utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas
merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan
tertentu.
2. Menurut
G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006) mengatakan bahwa harga merupakan
pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).
3.
Kotler dan
Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.
Tabel 6: Tanggapan responden tentang penetapan harga
barang-barang di toko R. Nabila Tembilahan.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
2,7
|
2
|
Tidak Setuju
|
7
|
19,9
|
3
|
Netral
|
6
|
13,63
|
4
|
Setuju
|
21
|
47,72
|
5
|
Sangat Setuju
|
9
|
20,45
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 6 terlihat
bahwa tanggapan responden terhadap harga barang cukup baik yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 1 responden atau sebesar 2,7%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 7
responden atau sebanyak 19,9%, yang menyatakan netral sebanyak 6
responden atau 13,63%, yang menyatakan setuju sebanyak 21 responden atau 47,72%
dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 responden atau sebesar 20,45%. Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 21 responden atau 47,54% responden
mengatakan setuju bahwa harga barang cukup cukup baik.
Tabel 7: Tanggapan responden tentang saudara harga
barang di toko R.Nabila lebih tinggi.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
3
|
6,81
|
2
|
Tidak Setuju
|
8
|
18,8
|
3
|
Netral
|
-
|
-
|
4
|
Setuju
|
14
|
31,78
|
5
|
Sangat Setuju
|
19
|
43,13
|
|
Jumlah
|
44
|
100
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 7 terlihat
bahwa tanggapan responden harga bearing di R Nabila cukup tinggi yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 3 responden atau sebesar 6,81%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8
responden atau sebanyak 18,8%, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden
atau 31,78% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 responden atau
sebesar 43,13%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari
44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 19 responden atau 43,13%
responden mengatakan setuju bahwa harga di R Nabila Cukup tinggi.
Tabel 8: Tanggapan responden tentang harga barang-barang
di toko R.Nabila lebih rendah dari pesaing.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
-
|
-
|
2
|
Tidak Setuju
|
3
|
6,81
|
3
|
Netral
|
6
|
13,63
|
4
|
Setuju
|
23
|
52,21
|
5
|
Sangat Setuju
|
12
|
27,24
|
|
Jumlah
|
44
|
100
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 8 terlihat
bahwa tanggapan responden terhadap harga barang-barang di R nabila lebih
rendah dari pesaning yang menyatakan yang menyatakan
tidak setuju sebanyak 3 responden atau
sebanyak 6,81s%, yang menyatakan netral sebanyak 6 responden
atau 13,67%, yang menyatakan setuju sebanyak 23
responden atau 52,51% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12
responden atau sebesar 27,8%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 29
responden atau 34,94% responden
mengatakan setuju bahwa kondisi kamar Hotel Arahman 1 Tembilahan kondisi
kamar cukup baik.
Tabel 9: Tanggapan responden tentang penetapan harga
lebih rendah dari pesaing lainnya.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
2.27
|
2
|
Tidak Setuju
|
10
|
22,7
|
3
|
Netral
|
-
|
-
|
4
|
Setuju
|
15
|
34,5
|
5
|
Sangat Setuju
|
18
|
40,86
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 9 terlihat
bahwa tanggapan responden terhadap harga lebih renah dari pesaing yang menyatakan sangat
tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau
sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 responden atau sebanyak
22,7 %, yang menyatakan setuju sebanyak 15 responden atau
34,5% dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 18 responden atau sebesar 40,86%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari
44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 18 responden atau sebesar 40,86%.
responden
mengatakan harga barang lebh rendah.
Tabel 10: Tanggapan
responden tentang harga barang-barang di R Nabila sama dengan pesaing lain.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
2,27
|
2
|
Tidak Setuju
|
6
|
13,62
|
3
|
Netral
|
2
|
4,54
|
4
|
Setuju
|
28
|
63,56
|
5
|
Sangat Setuju
|
7
|
15,89
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 10
terlihat bahwa tanggapan responden terhadap harga barang-barang sama
dengan pesaing yang
menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau
sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12 responden atau sebanyak
13,62%, yang menyatakan netral sebanyak 2 responden
atau 4,54%, yang menyatakan setuju sebanyak 28 responden atau 63,56%
dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 responden atau sebesar 15,89%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas
responden menyatakan bahwa sebanyak 28 responden atau 63,56% responden mengatakan
setuju harga brang-barang sama dengan pesaing.
Tabel 11: Tanggapan responden tentang harga
barang-barang di R Nabila disamakan dengan pesaing.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
-
|
-
|
2
|
Tidak Setuju
|
2
|
4,54
|
3
|
Netral
|
4
|
9,8
|
4
|
Setuju
|
20
|
45,4
|
5
|
Sangat Setuju
|
18
|
40,86
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 11
terlihat bahwa tanggapan responden terhadap harga barang-barang di R
Nabila yang menyatakan yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 2 responden atau sebanyak 4,54%, yang menyatakan netral sebanyak 4 responden
atau 9,8%, yang menyatakan setuju sebanyak 20 responden atau 45,4% dan
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18 responden atau sebesar 40,86%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari
44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 20 responden atau 45,4%
responden mengatakan setuju bahwa harga baran-barang di R Nabila di
samakan dengan peesaing.
Skor ideal = Jumlah responden x nilai kategori x
jumlah indikator yaitu:
Jumlah responden : 44
Nilai kategori : 1 sampai 5
Jumlah indikator : 6
Jika diklasifikasikan menjadi 5 (lima) tingkat
maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel 12: Rekapitulasi hasil kuisioner
variabel harga atas 6 (Enam) pertanyaan dari 44 responden.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Hasil masing-masing pertanyaan
|
|||||
1
|
Nomor Pertanyaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
2
|
Skor
|
179
|
157
|
167
|
161
|
154
|
179
|
|
Total Nilai (Y)
|
1031
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Skor tertinggi : 44 x 5 x 6 =
1320
Skor terendah : 44 x 1 x 6 =
264
Rentang skor : 1320 – 264 = 211,2
5
Dengan rentang skor sebesar 211.2 maka dapat digambarkan tanggapan
responden tentang harga terhadap loyalitas pelanggan pada Toko R Nabila dapat digambarkan pada
gambar berikut ini:
Gambar 4: Rentang skor tanggapan responden mengenai harga terhadap loyalitas pelanggan.
|
264
475,1 686.2
897,3 1108,4 1320
Jumlah Skor Tanggapan
Responden 1031
Jumlah skor
tanggapan responden atas 6 (enam) butir
pertanyaan pada variabel harga adalah 1031. Dalam pengklasifikasiannya jumlah
skor sebesar 1031 dalam kategori cukup baik. Maka penilaian terhadap harga
masih cukup baik dan bisa dikatakan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan di
toko R Nabila. Untuk itu perlu diperhatikan juga masalah yang lain-lain yang
mempengaruhi harga supaya keputusan loyalitas pelanggan
terus
meningkat.
2.
Loyalitas Pelanggan
Kegiatan
pembelian merupakan suatu rangkain tindakan fisik maupun mental yang dialami
oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Philip Kotler yang
dikutif oleh Djaslim Saladin dan Yevis Marti Oesman (2002: 11) mengemukakan
empat tahapan dalam suatu proses pembelian, yaitu: Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need
Recognition), Pencarian
Informasi, Evaluasi
Informasi (Information Evaluation), Keputusan Membeli.
Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap keputusan membeli ini
dapat digambarkan pada tabel-tabel di bawah ini:
Tabel 13: Tanggapan responden tentang kesetiaan
berbelanja di toko R Nabila Tembilahan.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
2.27
|
2
|
Tidak Setuju
|
3
|
6,81
|
3
|
Netral
|
5
|
11,35
|
4
|
Setuju
|
18
|
40,86
|
5
|
Sangat Setuju
|
17
|
38,59
|
|
Jumlah
|
44
|
100
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 13
terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1
responden atau sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 6,81%, yang
menyatakan netral sebanyak 5 responden atau 11,35%,
yang menyatakan setuju sebanyak 18 responden atau 40,86% dan yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 17 responden atau sebesar 38,59 %. Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 18
responden atau 40,86% responden mengatakan setuju kestiaan pelnggan
di butuhkan.
Tabel 14: Tanggapan
responden tentang tingkat
kesetiaan pelanggan tinggi di banding pesaing.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
4
|
9,08
|
2
|
Tidak Setuju
|
8
|
18,16
|
3
|
Netral
|
3
|
6.81
|
4
|
Setuju
|
17
|
38,59
|
5
|
Sangat Setuju
|
12
|
27,24
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 14
terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 4
respondn atau sebesar 9,08%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8
responden atau sebanyak 18,6%, yang menyatakan netral sebanyak 3 responden
atau 6,81%, yang menyatakan setuju sebanyak 17 responden atau 38,58%
dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12 responden atau sebesar 27,4%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari
44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 17 responden atau 38,58% responden
mengatakan setuju bahwa kesetiaan pelanggan tinggi.
Tabel 15: Tanggapan
responden tentang pengaruh negatif terhadap kesetiaan pelanggan.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
2
|
4,54
|
2
|
Tidak Setuju
|
7
|
15,89
|
3
|
Netral
|
2
|
4,54
|
4
|
Setuju
|
20
|
45,4
|
5
|
Sangat Setuju
|
13
|
29,51
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 15
terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 2 responden atau sebesar 4,54%, yang menyatakan tidak
setuju sebanyak 7 responden atau sebanyak 15,49%, yang menyatakan netral sebanyak 2 responden atau 4,54%, yang menyatakan setuju
sebanyak 20 responden atau 45,4% dan yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 13
responden atau sebesar 29,51%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas
responden menyatakan bahwa sebanyak 20 responden atau 45,4
% responden mengatakan setuju bahwa pengaruh negatif berpengaruh terhadap kesetiaan
pelanggan.
Tabel 16: Tanggapan
responden tentang pengaru negatif berpengaruh terhadap penjualan.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
2
|
4.54
|
2
|
Tidak Setuju
|
9
|
20,43
|
3
|
Netral
|
1
|
2,27
|
4
|
Setuju
|
22
|
49,54
|
5
|
Sangat Setuju
|
10
|
22,7
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 16
terlihat bahwa tanggapan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 2
responden atau sebesar 4,54%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 9 responden atau
sebanyak 20,43%, yang menyatakan netral sebanyak 1 responden
atau 2,27%, yang menyatakan setuju sebanyak 22 responden atau 49,54% dan
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10 responden atau sebesar 22,7%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari
44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 22 responden atau 49,54%
responden mengatakan setuju bahwa pengaruh negative berpenagruh
terhadap penjualan.
Tabel 17: Tanggapan responden tentang proses reperensi
dari pelanggan lain.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
6
|
13,62
|
2
|
Tidak Setuju
|
6
|
13,62
|
3
|
Netral
|
3
|
6,81
|
4
|
Setuju
|
18
|
40,86
|
5
|
Sangat Setuju
|
11
|
24,97
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 17
terlihat bahwa tanggapan responden terhadap kepuasan merupakan tingkah
laku konsumen
yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 6 responden atau sebesar 13,62%,
yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6 responden atau sebanyak 13,62%, yang
menyatakan netral sebanyak 3
responden atau 6,81%, yang menyatakan setuju sebanyak 18
responden atau 40,86% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11 responden atau sebesar 24,97%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas
responden menyatakan bahwa sebanyak 18 responden atau 40,86%
responden mengatakan setuju proses pereperensian ke penggan perlu.
Tabel 18: Tanggapan responden tentang pelanggan akan
mereperensikan secara total setelah berbelanja di R. nabila Tembilahan
berpengaruh terhadap penjualan.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Jumlah (orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
2.27
|
2
|
Tidak Setuju
|
3
|
6,81
|
3
|
Netral
|
3
|
6,81
|
4
|
Setuju
|
22
|
49,94
|
5
|
Sangat Setuju
|
15
|
34,05
|
|
Jumlah
|
44
|
100,00
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 18
terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 1 responden atau sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak
setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 6.81%, yang menyatakan netral sebanyak 3 responden atau 6,81%, yang menyatakan setuju
sebanyak 22 responden atau 49,9% dan
yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 responden atau sebesar 34,05%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas
responden menyatakan bahwa sebanyak 22 responden atau 49,9% responden mengatakan setuju pelanggan
akan mereperensikan secara total setelah berbelanja di R. nabila Tembilahan
berpengaruh terhadap penjualan.
Skor ideal = Jumlah responden x nilai kategori x
jumlah indikator yaitu:
Jumlah responden : 44
Nilai kategori : 1 sampai 5
Jumlah indikator : 6
Jika diklasifikasikan menjadi 5 (lima) tingkat
maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel 19:
Rekapitulasi hasil kuisioner variabel loyalitas pelanggan atas 6 (Enam)
pertanyaan dari 44 responden.
No
|
Klasifikasi Jawaban
|
Hasil masing-masing pertanyaan
|
|||||
1
|
Nomor Pertanyaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
2
|
Skor
|
179
|
157
|
167
|
161
|
154
|
179
|
|
Total Nilai (Y)
|
997
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Skor tertinggi : 44 x 5 x 5 = 2075
Skor terendah : 44 x 1 x 5 = 415
Rentang skor : 2075 – 415 = 332
5
Dengan rentang skor sebesar 332 maka dapat
digambarkan tanggapan responden tentang harga terhadap loyalitas pelanngan dapat digambarkan pada gambar berikut ini:
Gambar 5: Rentang skor tanggapan responden mengenai keputusan pembelian.
|
Tidak Baik
Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
415
747 1079 1411 1743 2075
Jumlah Skor Tanggapan
Responden 997
Jumlah skor
tanggapan responden atas 5
(lima) butir pertanyaan pada variabel loyalitas pelanggan
adalah 997. Dalam pengklasifikasiannya jumlah skor sebesar 997 dalam kategori
cukup baik. Maka penilaian terhadap loyalitas pelanggan
di dalam penelitian ini masih cukup baik. Untuk itu Toko R Nabila sebaiknya harus lebih memperhatikan masalah Pengenalan Kebutuhan
(Problem/Need Recognition), Pencarian
Informasi, Evaluasi Informasi
(Information Evaluation), dan
Keputusan Membeli agar dapat
meningkatkan pelanggan di dalam memutuskan di dalam berbelanja di Toko R
Nabila Tembilahan.
C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik
Penelitian yang dilakukan pada Toko
R. Nabila Tembilahan ini menggunakan
uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar model regresi
pada penelitian ini signifikan dan representatif, maka model regresi tersebut
harus memenuhi asumsi dasar klasik. Adapun uji asumsi klasik yang harus
dipenuhi meliputi:
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi, dan
d. Uji Heterokedastisitas.
Berikut
adalah hasil uji asumsi klasik dari model penelitian ini dapat di lihat pada
uraian di bawah ini:
a. Uji Normalitas
Salah satu yang harus dipenuhi di
dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual telah terdistribusi normal ataukah
tidak. Hal ini penting karena dalam uji regresi semua mengasumsikan nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka akan
terjadi hasil statistik tergradasi (Imam Ghozali, 2009). Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini, uji normalitas data yang digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov
Test dengan kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai yang
signifikansinya telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05). Jika nilai
probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi
normal.
Berikut
adalah hasil pengujian normalitas setelah transformasi data:
Tabel 20: Hasil
Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .
|
|
Loyalitas
Pelanggan
|
Harga
|
N
|
44
|
44
|
|
Normal Parametersa,,b
|
Mean
|
22.6591
|
23.4318
|
Std. Deviation
|
2.74449
|
2.43423
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.116
|
.112
|
Positive
|
.110
|
.112
|
|
Negative
|
-.116
|
-.092
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
.766
|
.745
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.600
|
.636
|
|
a. Test distribution is
Normal.
|
|||
b. Calculated from data.
|
Sumber :
Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Berdasarkan
hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows diperoleh
nilai Kolmogorov Smirnov Test untuk masing-masing variabel di
atas 0,05. Perbandingan antara nilai kolmogorov smirnov dengan
standar signifikansi yang sudah ditentukan diketahui bahwa nilainya lebih besar
dari 0,05. Sehingga menunjukkan bahwa distribusi data dalam penelitian normal.
b. Uji
Multikolinearitas
Uji asumsi klasik selanjutnya yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah uji multikolonieritas. Uji
multikolinearitas ini bertujuan
untuk menghitung nilai Varian
Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel Independen. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas atau untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen
berhubungan secara linier. Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF (Varian
inflation factor) > 10; dan jika tolerance <0,1. Untuk lebih jelasnya, hasil
uji multikolinearitas dapat di lihat
pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 21: Hasil Uji
Multikolonearitas
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity
Statistics
|
|||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
14.155
|
3.880
|
|
3.648
|
.001
|
|
|
Harga
|
.363
|
.165
|
.322
|
2.204
|
.033
|
1.000
|
1.000
|
|
a. Dependent Variable:
Loyalitas Pelanggan
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Dari hasil analisis program SPSS, pada bagian
koefisien untuk variabel independen terlihat bahwa nilai tolerance dari
variabel bauran pemasaran
adalah sebesar 1,000 yang lebih dari 0,1 atau 10% dan nilai VIF untuk variabel bauran pemasaran adalah 1,000 di
mana nilainya kecil dari 10. Dari angka-angka tersebut dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas.
c. Uji
Autokorelasi
Selanjutnya uji asumsi klasik yang ketiga yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah uji autokorelasi. Uji
Autokorelasi bertujuan
untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya
autokorelasi dapat dilakukan melalui
pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson Tes (Uji DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 22: Ketentuan Nilai Uji Durbin
Watson
Kesimpulan
|
DW
|
Ada Autokorelasi
|
0 – 1.224
|
Daerah Keragu-raguan
|
1.224 – 1.553
|
Tidak Ada Autokorelasi
|
1.553 – 2.447
|
Daerah Keragu-raguan
|
2.447 – 2.776
|
Ada Autokorelasi
|
2.776 – 4
|
Hasil uji korelasi dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 23: Hasil uji autokorelasi
Model
Summaryb
|
|||||
Model
|
R
|
R
Square
|
Adjusted
R Square
|
Std.
Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.322a
|
.104
|
.082
|
2.62915
|
2.334
|
a. Predictors: (Constant),
Harga
|
|||||
b. Dependent Variable:
Loyalitas Pelanggan
|
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Dengan menggunakan uji Durbin
Watson Test, pada tabel Model Summary di atas
kini diperoleh hasil Durbin Watson Statistic berada pada
2,334. Hal ini berarti bahwa nilai Durbin Watson Statistic
berada pada kisaran 1.553 sampai dengan 2.447, oleh karena itu diputuskan bahwa
model ini sudah terbebas dari kemungkinan adanya autokorelasi.
d.
Uji Analisis Heterokedasitas
Terakhir
adalah uji Heterokedasitas yang
bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Variance dari
residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya
heterodekadisitas dapat di lihat dengan menggunakan uji Glejser yang dapat
menjamin keakuratan hasil. Uji Glejser menyarankan untuk meregresi variabel
independen pada absolut residual (Imam Ghozali, 2009). Hasil uji Glejser dapat
di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 24: Hasil Uji Glejser
untuk Uji Heterokedastisitas.
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
14.155
|
3.880
|
|
3.648
|
.001
|
Harga
|
.363
|
.165
|
.322
|
2.204
|
.033
|
|
a. Dependent Variable:
Loyalitas Pelanggan
|
Sumber : Data Olahan Hasil
Penelitian SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 5 dapat di lihat dari hasil
perhitungan bahwa probabilitas signifikansinya menunjukkan hasil di bawah 0,05
atau 5%, di mana variabel bauran pemasaran menunjukkan nilai 0,033
maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini disimpulkan terbebas dari
gejala heterokedastisitas.
2. Uji
Statistik Regresi Sederhana
Persamaan regresi linier sederhana pada penelitian ini diolah dengan menggunakan output SPSS 17.0, output ini dapat dilakukan dengan mengintepretasikan angka-angka yang
termuat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 25: Hasil persamaan regresi linier sederhana
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
14.155
|
3.880
|
|
3.648
|
.001
|
Harga
|
.363
|
.165
|
.322
|
2.204
|
.033
|
|
a. Dependent Variable:
Loyalitas Pelanggan
|
Sumber:
Hasil Perhitungan dengan Program SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 6 maka dapat diketahui
bahwa persamaan regresi linear sederhana dalam analisis ini adalah :
Y = a + bx
Dimana:
Y = Loyalitas Pelanggan
x = Harga
a = Intersep
(konstanta)
b = Koefisien
variabel bebas
Sehingga dari hasil penelitian
maka diperoleh persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut :
Y
= 14,155 + 0,363x
Arti persamaan regresi linear sederhana di atas
mempunyai makna yaitu nilai konstanta
sebesar 14,155 artinya jika nilai koefien variabel X (Harga) sama dengan 0
(nol) maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 14,155.
Kemudian jika nilai koefisien X naik sebesar 1 satuan maka Loyalitas Pelanggan
akan mengalami peningkatan sebesar 0,363 satuan.
4.
Uji Hipotesis
a.
Koefisien Determinasi
Pada
penelitian ini koefisien
korelasi sederhana disimbolkan dengan R yang merupakan ukuran keeratan
hubungan antara variabel terikat dengan semua variabel bebas secara
bersama-sama. Karena penelitian ini menggunakan regresi linier
sederhana maka nilai
R dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
26:
Hasil Uji
Determinasi
Model
Summary
|
||||
Model
|
R
|
R
Square
|
Adjusted
R Square
|
Std.
Error of the Estimate
|
1
|
.322a
|
.104
|
.082
|
2.62915
|
a. Predictors: (Constant),
Harga
|
Sumber : Hasil penghitungan dengan Program SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
bahwa variabel X yaitu Harga
mempunyai hubungan dengan variabel terikat, yaitu Loyalitas
Pelanggan
(Y) hal ini dapat dibuktikan melalui nilai koefisien korelasi sederhana (R) sebesar 0,322.
Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Harga tersebut memberikan
sumbangan/pengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) hanya sebesar 32,2%. Sedangkan sisanya
sebesar 67,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam penelitian ini.
b. Uji-t (korelasi parsial)
Selanjutnya
penelitian menggunakan uji parsial atau uji t, uji ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual dan untuk
mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
variabel terikat dengan mengukur hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat dengan asumsi variabel bebas lainnya bersifat tetap atau konstan. Dalam
uji-t ini digunakan kembali tabel coeffisien berikut:
Tabel 27: Hasil uji t/parsial
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
14.155
|
3.880
|
|
3.648
|
.001
|
Harga
|
.363
|
.165
|
.322
|
2.204
|
.033
|
|
a. Dependent Variable:
Loyalitas Pelanggan
|
Sumber:
Hasil Perhitungan dengan Program SPSS 17.0
Ha : Harga berpengaruh secara
signifikan terhadap Loyalitas
Pelanggan pada Toko R.
Nabilla Tembilahan.
H0 : Harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla Tembilahan.
Dari Tabel 8 di dapat di
terangkan bahwa Ha
dapat diterima jika t-hitung lebih besar dari pada t-tabel dan H0 diterima apabila
t-hitung lebih kecil
daripada t-tabel. Berdasarkan tabel distribusi t-tabel dapat dilihat rumus
sebagai berikut :
=
α/2
: n-2
= 0,05/2
: 44-2
= 0,025 : 42
Dan pada t-tabel
hasilnya adalah : 2,1808 ketentuan pengujian
dalam penelitian :
Dari
hasil
uji parsial (t) atas kedua variabel tersebut adalah pada Harga nilai t-hitung yaitu
2,204 dengan taraf
signifikasi 0,033.
Nilai ini lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,1808.
Hal ini menyebabkan Ha
diterima dan H1
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Harga
berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla
Tembilahan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapatlah
diambil kesimpulan sebagai berikut
1.
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan persamaa regresi linier sederhana maka
didapatlah persamaan Y = 14,155 + 0,363x Arti
persamaan ini
yaitu nilai konstanta
sebesar 14,155 artinya jika nilai koefien variabel X (Harga) sama dengan 0
(nol) maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 14,155.
Kemudian jika nilai koefisien X naik sebesar 1 satuan maka Loyalitas Pelanggan
akan mengalami peningkatan sebesar 0,363 satuan. Kemudian jika nilai koefisien X naik sebesar 1 satuan
maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,636 ssatuan.
2.
Kemudian berdasarkan hasil uji determinasi/R didapat pengaruh variabel harga
terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar variabel X yaitu Harga mempunyai hubungan
dengan variabel terikat, yaitu Loyalitas Pelanggan (Y) hal ini dapat dibuktikan
melalui nilai koefisien korelasi sederhana (R) sebesar 0,322. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Harga tersebut memberikan
sumbangan/pengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) hanya sebesar 32,2%. Sedangkan sisanya
sebesar 67,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam penelitian ini.
3. Dari
hasil
uji parsial (t) atas kedua variabel tersebut adalah pada Harga nilai t-hitung yaitu
2,204 dengan taraf
signifikasi 0,033.
Nilai ini lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,1808.
Hal ini menyebabkan Ha
diterima dan H1
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Harga
berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla
Tembilahan.
B.
Saran-Saran
Sehubungan
dengan permasalahan yang dihadapi, penulis mencoba menyarankan beberapa saran
yang mungkin dapat bermamfaat :
1.
Perusahaan perlu
melengkapi fasilitas –fasilitas pendukung,agar para
pelanngan dapat lebih nyaman berbelanja.
2.
Mempertahankan,
atau kalau bisa meningkatkan mutu servis yang diberikan kepada tamu sejak awal
masuk di toko hingga keluar dan memberikan pelatihan/training serta konpensasi
kepada karyawan yang berprestasi.
3.
Untuk
lebih mengenalkan Toko serta produk kepada konsumen dan untuk lebih luas
jangkauaan seperti :
a. Kalender
b. Papan reklame/ Baleho
c. Promosi dusurat kabar/majalah
d. Promosi dimajalah bisnis hotel
e. Sponsorship Even-even masyarakat
f. Bila perlu digunakan sarana televise dan elektronik
seperti internet
g. Sales call ke perusahaan atau instansi pemerintah
swasta.
4.
Kalau memungkinkan, manajer Toko agar meninjau
penetapan tarif harga yang dinilai relative murah dibanding pesaing.
0 komentar:
Posting Komentar