Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengaruh Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan


BAB I
PENDAHULUAN

I.            Latar Belakang Masalah
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa    (Kotler, 2002). Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, sedangkan dalam dunia asuransi disebut premi. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
Kebijakan penetapan harga suatu produk selalu merupakan masalah bagi setiap perusahaan. Dikarenakan harga suatu produk pada setiap waktunya dapat mengalami perubahan, faktor ini sangat lah berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Jika suatu perusahaan salah dalam mengambil kebijakan mengenai penetapan harga jual terhadap kondisi harga produk yang turun naik, maka dapat mengakibatkan hal yang sangat merugikan terhadap volume penjualan.  Namun, saat ini perusahaan berusaha membuat para konsumen tersebut tetap loyal kepada produk mereka. Untuk mengatasi masalah seperti ini perusahaan biasanya sangat berhati hati-hati sekali dalam mengambil kebijakan dalam penetapan harga jual produk mereka, Oleh sebab itu, kepuasan konsumen harus disertai dengan loyalitas pelanggan dengan penetapan harga yang sesuai kondisi pasar pada saat itu. Imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif jadi semakin lama loyalitas seorang konsumen, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari seorang konsumen (Kotler, 2002).
               Penetapan harga yang tepat sesuai dengan pelayanan dan kinerja yang ditawarkan oleh perusahaan dapt menciptakan kepuasan konsumen, konsumen yang merasa puas dapat tercipta loyalitas konsumen. (Tjiptono, 2004). Harga berperan penting secara makro (bagi perekonomian secara umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan). Bagi perekonomian, harga dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan lainlain; bagi konsumen, harga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat keputusan pembelian; sedangkan bagi perusahaan, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan (Tjiptono, 2004: 144).
Suatu perusahan harus dapat merancang strategi pemasaran yang tepat dalam mencapai tujuan perusahaan, salah satu tujuan perusahaan itu adalah menciptakan loyalitas pelanggan. Agar terciptanya loyalitas pelanggan maka suatu perusahaan harus menetapkan strategi pemasaran yang baik, misalnya  penetapan harga yang tepat sesuai dengan pangsa pasar dan kondisi perekonomian masyarakat sekitar dapat menciptakan kepuasan konsumen, konsumen yang merasa puas dapat tercipta loyalitas konsumen.
Terciptanya loyalitas pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut ( Word of mouth) yang menguntungkan perusahaan(Tjiptono 2004: 349).
Hal yang sangat dikwatirkan oleh perusahaan adalah kondisi perubahan harga yang setiap saat bisa terjadi. Jika harga produk menjadi mahal maka secara otomatis permintaan barang akan menurun akan dan sebaliknya  jika perubahan harga menjadi semakin murah maka permintaaan barang akan naik  dengan catatan semua keadaan dan faktor-lingkungan eksternal dan internalnya bersifat  tetap. Perubahan harga ini nantinya akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan suatu barang yang ditawarkan kepada konsumen.
Perubahan harga yang terlalu tinggi mungkin tidak dapat diterima oleh para pembeli. Dalam menentukan posisi produk, harga dapat digunakan untuk meningkatkan citra produk, mempromosikan kegunaan produk, menciptakan kesadaran dan tujuan penentuan posisi lainnya. Pada umumnya, produsen sangat hati-hati dalam menghitung biaya untuk menetapkan harga produknya pada saat ada penawaran dari pembeli.
Persaingan dalam dunia usaha yang semakin meningkat pada gilirannya akan menjadikan harga menjadi salah satu strategi yang digunakan untuk memenangkan persaingan. Akan  halnya bagi konsumen harga tersebut haruslah merupakan refleksi produk yang benar-benar bermutu pada tingkat konsumen yang terjangkau dan diupayakan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Oleh karena itu dalam menetapkan harga jual suatu produk yang sesuai dengan kondisi pasar diperlukan perencanaan dan kebijaksanaan apakah harga produk tersebut sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Jika sesuai dengan selera mereka, hal ini lah yang menjadi tolak ukur apakah pelanggan kita bisa loyal terhadap perusahaan. Bagi para produsen, pelanggan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena tanpa keberadaan dan dukungan mereka suatu usaha tidak mungkin berkembang. Pelanggan yang menentukan apakah mereka akan membeli suatu produk atau tidak produk yang ditawarkan.
Toko R. Nabila yang sejak tahun 2004 yang lalu didirikan dengan maksud untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat/konsumen untuk membeli barang yang berupa barang kebutukan rumah tangga. Hal yang sangat diperhatikan dalam menarik pelanggan/konsumen agar selalu setia pada perusahaan ini adalah mengutamakan pelayanan dan memberikan penetapan harga yang sesuai dengan harga pasar sehingga harga dapat dijangkau oleh para konsumen.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa banyak frekuensi pelanggan/konsumen yang berbelanja dan jumlah rata-rata Penjualan pada Toko R. Nabila Tembilahan dapat dilihat dari tabel berikut :




      Tabel 1 :  Frekuensi Kunjungan Konsumen Berbelanja Dan Jumlah
                        Rata-rata Penjualan Pada Toko R. Nabila Tembilahan Dari
                        Tahun 2008-2012.

TAHUN
FREKUENSI KUNJUNGAN (ORANG)
RATA-RATA PENJUALAN
(Rp)

2008
2009
2010
2011
2012

22.500
28.500
25.200
30.500
20.500

Rp. 120.000.000,-
Rp. 205.000.000,-
Rp. 185.000.000,-
Rp. 215.000.000,-
Rp. 110.000.000,-
           
Sumber : Toko R Nabila Tembilahan
            Dari tabel diatas dapat diketahui dengan jelas bahwa frekuensi berkunjung konsumen pada Toko R. Nabila terlihat mengalami fluktuasi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan dan pendapatan yang akan  diterima. Jika semakin tinggi tingkat frekuensi kunjungan untuk berbelanja maka akan semakin tinggi pula volume penjualan yang akan diperoleh.
Dalam hal ini diperlukan identifikasi terhadap para konsumen yang merupakan upaya untuk memahami perilaku pembeli dari pasar sasaran yang merupakan tugas dari pihak manajemen perusahaan agar konsumen bisa selalu  loyal terhadap perusahan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pembahasan yaitu dengan judul :
“Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam Berbelanja Pada Toko R. Nabila Tembilahan”.      


A.    Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
” Apakah faktor perubahan harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dalam berbelanja di Toko R. Nabila Tembilahan”.
C.  Tujuan Dan Manfaat Penulisan
      1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah perubahan harga sangat mempengaruhi   kesetiaan pelanggan berbelanja di Toko R. Nabila Tembilahan.
b.  Untuk mengidentifikasi seberapa besar kesetiaan pelanggan terhadap keberadaan Toko R. Nabila Tembilahan.
      2. Manfaat Penulisan
a.   Sebagai bahan masukan bagi perusahaan bagaimana penetapan harga yang baik intuk meningkatkan volume penjualan.
b.   Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, pengalaman dan memperluas daya fikir penulis dalam menerapkan teori yang telah dipelajari di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indragiri Tembilahan.
D.    Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penelitian  maka penulis membagi dalam 6 (enam) bab :



BAB. I     Pendahuluan
            Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian  serta sistematika penulisan.

BAB. II   Telaah Pustaka
          Bab ini menguraikan teori – teori yang ada kaitannya dengan masalah yang dikemukakan dalam pembahasan proposal ini serta pembahasan hipotesis dan diakhiri dengan variabel penelitian.

BAB. III Metode Penelitian
          Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta analisis data.
BAB. IV Gambaran Umum Perusahaan
          Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, aktifitas usaha.
BAB. V   Hasil Penelitian Dan Pembahasan
          Bab ini merupakan bab yang berisi bagaimana menguraikan secara efesien mengenai masalah yang di hadapi dan cara pemecahannya.
BAB. VI              Kesimpulan Dan Saran
          Merupakan bab penutup yang mengemukakan kesimpulan                dan saran yang mungkin berguna bagi penulis sendiri dan juga bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penulisan.



BAB II
TELAAH PUSTAKA
A.    Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Kotler (2000:110) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan memertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Stanton (2001:200) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli maupun kepada pembeli potensial.
Kemudian adapun definisi pemasaran dari American Marketing Association (AMA) yang diikuti oleh (Purnama, 2001 : 1) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan pemasaran adalah kegiatan usaha meliputi kerja penjual mencari pembeli, mengenali kebutuhan konsumen, merancangkan produk yang akan dipasarkan dengan tepat, menentukan harga jual yang layak, mempromosikan produk tersebut, dan mendistribusikan.     
B.     Bauran Pemasaran
Carty dalam  bukunya Kotler (2000 :125) bauran pemasaran adalah kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Kotler (2000 : 124) kiat yang ada pada bauran pemasaran terdiri dari empat faktor yang disebut 4 P; produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah maka setiap perusahaan selau menetapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan, yang dapat berupa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total volume penjualan tertentu dalam satu jangka waktu tertentu.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Baurab pemasaran (Marketing Mix) merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka pendek dalam situasi persaingan tertentu.Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi bauran pemasaran yang menetapkan komposisi yang terbaikdari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Dari pengertian bauran pemasaran diatas, selanjutnya dapatlah diuraikan satu  persatu tentang variabel-variabelnya, terutama sekali khususnya yang  terkait dengan objek pembahasan. Bauran pemasaran harus selalu bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan ekternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor diluar jangkauan yang terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya, sedangkan internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam bauran pemasaran tersebut.
C.  Harga
1. Pengertian Harga
Menurut Tjiptono (2006 : 178), secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu.
Menurut G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006) mengatakan bahwa harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).
Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.

2. Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif.persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

3. Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Berorientasi pada laba untuk.
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.
b. Memaksimalkan laba
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.

Dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3 kemungkinan:
1. Penetapan harga diatas harga saingan
              Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran.
2. Penetapan harga dibawah harga persaingan
Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak pelanggan untuk barang baru yang diperkenalkan dan belum stabil kedudukannya dipasar.
3. Mengikuti harga saingan
Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain.
Tujuan penetapan harga menurut Swasta (2002 : 242) tersebut adalah:
1. Meningkatkan penjualan
2. mempertahankan dan memperbaiki market share
3. Stabilisasi harga
4. mencapai target pengembalian investasi
5. Mencapai laba maksimum         

Swasta (2002:246) menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
2. Permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.
3. Elastisitas permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
5. Biaya
Biaya    merupakan  dasar  dalam   penentuan harga, sebab suatu
tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6. Tujuan perusahaan
Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :
- Laba maksimum
- Volume penjualan tertentu
- Penguasaan pasar
Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
7. Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

4. Strategi Penyesuaian Harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini merupakan strategi penyesuaian harga diantaranya adalah:
1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.
Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk.
Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan:
a.        Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar tagihan mereka tepat waktu.
b.       Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam volume besar.
c.        Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu.
d.       Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang atau jasa diluar musim.
2. Penetapan harga tersegmentasi.
Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan, produk maupun lokasi.
3. Penetapan harga psikologis.
Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis.
4. Penetapan harga promosi.
Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek.
5. Penetapan harga geografis.
Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis pelanggan.
6. Penetapan harga internasional.
Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional.
B.     Loyalitas Pelanggan
Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan telah semakin besar, persaingan yang semakin tinggi dimana banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan keinginan konsumennya menyebabkan setiap perusahaan harusmenempatkan dan berorientasi kepada konsumen sebagai tujuan utama. Menurut Kotler (2002:42), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi/ kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.
Terciptanya kepuasan konsumen akan memberikan manfaat, diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas konsumen. Kepuasan dan ketidak puasan pelanggan sebagai respons pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian (disconfirmation) yang dipresepsikan antara harapan awal sebelum pembelian (atau norma kinerja lainnya) atau kinerja aktual produk yang dipresepsikan setelah pemakaian atau konsumsi produk bersangkutan (Tse dan Wiltson dalam Tjiptono 2004: 349).
Terciptanya kepuasan pelanggan akan memberikan manfaat, diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan. Pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan-perbedaan antara harapandan kinerja atau hasil yang dirasakan (Tjiptono dan Anantasia 2001:102).
   Menurut Griffin (2002:22-23) membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu:
1) Tanpa Loyalitas
                 Konsumen     yang   tingkat   pengulangan   pembeliannya rendah,  
    dan  tingkat ketertarikan rendah.
2) Loyalitas Rendah
                 Yaitu     konsumen     yang     tingkat    pengulangan  pembeliannya 
     tinggi,       namun     sebenarnya     tingkat       ketertarikan       terhadap    
     produk   rendah.    Hal    ini    disebabkan     pembelian   yang      hanya        
     mempertimbangkan     mudahnya    saja.    Misalnya  pembelian bensin,  
     karena jalurnya dilewati.
3) Loyalitas Tersembunyi
                 Yaitu     sikap    relatif   terhadap     produk/    jasa    tinggi     tetapi
     pengulangan  pembelian   rendah.  Jika  konsumen pada  kondisi   latent 
     loyalty  maka  faktor  situasi lebih  menentukan dibanding  sikap dalam 
     pembelian ulang. Misalnya seorang   istri  senang makan  Chinese  food 
     direstoran tetangga, sementara suaminya lebih senang ke oriental  food. 
                 Dengan     mengetahui    faktor   situasi   yang  dapat  memberikan
     Kontribusi kepada  latent loyalty maka  perusahaan dapat   menerapkan  
     strategi      untuk    menariknya.    Misalnya    restoran    Chinese   food
     mempertimbangkan, menambahkan  beberapa  menu oriental food.
4) Loyalitas Premium
            Yaitu    tingkat   loyalitas    yang   paling tinggi,  dimana   sikap  relatif         tinggi    dan  membeli ulang cukup tinggi.  Biasanya  orang yang loyalitasnya  seperti   ini  merasa bangga    dan  mau   untuk  menceritakan  pengalamannya  dengan     teman - temannya,  keluarga dan  orang  lain.   Konsumen  ini  akan menjadi   vocal advocates  untuk  produk/ jasa dan secara konstan mereferensi ke orang lain.

            Pengertian loyalitas ini sampai sekarang memang belum ada satupun pakar dan buku yang dianggap paling sempurna, khususnya dalam memberikan terminologi yang tepat. Hal ini juga diakui oleh Egan (2001; 312).
            Sedangkan Bloemer dan de Ruyter dalam Egan (2001 ; 314) intinya mengatakan bahwa loyalitas adalah non-random respon, misalnya kunjungan kembali, yang berlangsung beberapa kali yang menyebabkan komitmen terhadap     merek.
            Dick dan Basu dalam Egan (2001 ;315) memberikan penjelasan tentang hubungan antara kekuatan sikap (attitude strength) dan repeat patronage. Pentingnya kekuatan hubungan. Asumsi dalam tradisional marketing selama sepuluh (10) tahun terakhir adalah bahwa kepuasan konsumen akan menyebabkan profitabilitas perusahaan.
 Paradigma ini juga sangat populer dalam pemasaran dan pemikiran strategik di Amerika sampai dengan pertengahan 1980-an. Idenya adalah bahwa konsumen yang puas adalah loyal, dan konsumen yang loyal akan menguntungkan, sehingga untuk memuaskan konsumen, perusahaan menekankan pada kualitas pelayanan dan sekaligus memuaskan konsumen.
 Sejak awal 1990-an dan khususnya 1994, kemudian beberapa studi merupakan paradigma kepuasan konsumen. Peneliti kemudian mencoba mengembangkan metode untuk mengukur efek finansial dari quality improvement measures. Karena ternyata banyak perusahaan di akhir tahun 1980-an dan awal 1990 yang mendapat quality prizes, namun sangat jelek dalam aspek finansialnya.
Pentingnya untuk meningkatkan first-time customer menjadi lifetime buyer  adalah :
Penjualan akan meningkat karena konsumen  akan membeli lebih dari
o   Anda Akan  menguatkan   posisi   Anda    di pasar  jika  konsumen  membeli dari   Anda dan    bukan dari kompetitor.
o   Biaya  pemasaran  akan   turun karena  Anda  tidak  harus  menggunakan uang    lebih      banyak    untuk      menarik    konsumen  
o   karena  Anda  telah   mengenalnya.   Demikian    juga    konsumen   yang  puas  akan menceritakan  ke temannya  sehingga  akan mengurangi biaya iklan.
o   Anda akan  dapat  mengisolasi dari  kompetensi  harga karena konsumen
o   yang loyal tidak gampang terpengaruh oleh discount dari pesaing.
Akhirnya   konsumen yang  puas  akan   senang  untuk  mencoba  produk    anda    yang   lainnya,  sehingga   membantu   Anda untuk   memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.
Indikator dari  loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2002 ; 57) adalah Repeat Purchase  (kesetiaan  terhadap  pembelian  produk);  Retention  (Ketahanan   terhadap pengaruh  yang  negatif  mengenai perusahaan); referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan).
Selanjutnya     Griffin      (2002 ; 27)      mengemukakan keuntungan - keuntungan   yang   akan  diperoleh  perusahaan  apabila  memiliki  pelanggan yang loyal antara lain :
1. Mengurangi   biaya   pemasaran   (karena  biaya   untuk   menarik   
pelangan     baru  lebih mahal).      
2. Mengurangi   biaya  transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, 
pemrosesan  pesanan dll).  
3. Mengurangi  biaya   turn   over  pelanggan  (karena    pergantian  
pelanggan yang lebih sedikit).       
4. Meningkatkan    penjualan    silang    yang  akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan.   
5. Word  of  mouth  yang  lebih  positif dengan asumsi bahwa pelanggan
yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. 
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).
Menurut Lupiyoadi (2001:161) konsumen yang loyal akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Repeat : Apabila konsumen membutuhkan produk atau jasa akan membeli produk tersebut pada perusahaan tersebut.
b.      Retention : Konsumen tidak terpengaruh kepada pelayanan yang ditawarkan oleh pihak lain
c.       Refferal : Jika produk atau jasa baik, konsumen akan  mempromosikan kepada orang lain, dan jika buruk konsumen diam dan memberitahukannya pada pihak perusahaan.
            Untuk  dapat   menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus memulai  beberapa    tahapan.  Proses ini berlangsung lama dengan penekanan dan   perhatian  yang berbeda untuk masing-masing tahap  karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang berbeda.Dengan  memperhatikan  masing-masing tahapan   dan  memenuhi kebutuhan dalam  setiap tahap  tersebut,  perusahaan  memiliki peluang  yang   lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan loyal dan klien  perusahaan.
Tingkatan loyal terbagi atas 6 tingkat, yaitu :

1.   Suspect
               Bagian   ini     termasuk       semua      pembeli     produk   atau
     jasa   dalam     pemasaran,  jadi   suspects     adalah   menyadari akan 
     produk        atau      jasa       perusahaan     atau     tidak    mempunyai    
     kecenderungan  terhadap  pembelian.
2. Prospects
               Prospects    adalah     pelanggan   potensial   yang  mempunyai  
     daya  tarik terhadap perusahaan  tetapi   belum   mengambil  langkah  
     untuk   melakukan   bisnis  dengan perusahaan.
3. Customers
                Suatu    tipe     pembelian    produk   (walaupun dalam  
     kategori   ini    termasuk   beberapa    pembelian   ulang)  yang  tidak  
     memiliki  loyalitas  pada  perusahaan.
4.   Clients
          Pembelian   ulang  yang menunjukkan  loyalitas   pada perusahaan   tetapi lebih memiliki dorongan pasif daripada aktif terhadap perusahaan.
5.   Advocates
          Client  yang  memberikan dorongan yang positif  pada perusahaan  dengan merekomendasikannya kepada orang lain.
6.   Partners
         Partners adalah hubungan yang sangat  erat antara konsumen  dengan supplier yang keduanya saling memperlihatkan keuntungan.

              Konsumen yang puas tidak selalu menjamin loyalitas, bahkan untuk industri tertentu sampai dengan 75% customer yang pindah ke perusahaan lain mengatakan mereka puas dengan perusahaan sebelumnya. Customer bisa berpindah ke perusahaan lain karena harga, karena kompetitor menawarkan peluang baru atau juga kadang-kadang mereka perlu variasi.
              Demikian juga konsumen yang tidak puas sering tidak melakukan usaha untuk pindah ke perusahaan lain karena dia percaya bahwa pindah perusahaan lainpun hasilnya sama saja.
              Timm  (2001; 93)  menjelaskan 5 elemen dari  loyalitas  pelanggan  sebagai berikut:
1. Kepuasan
pelanggan  secara  keseluruhan  
         Tingkat       kepuasan       tidak     menentu  mendiskualifikasi  
perusahaan   untuk   mendapatkan   loyalitas   pelanggan.
2. Komitmen
 pelanggan    untuk  membuat   investasi    berkelanjutan  
dalam   suatu hubungan yang berkelanjutan dengan perusahaan.
3. Tujuannya pelanggan menjadi pembeli berulang.
4. Keinginan pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan kepada
orang  lain.
5. Resistensi pelanggan untuk beralih ke pesaing.

            Dalam   kasus pembelian     keterlibatan  tinggi   dengan      tingkat yang kuat kepentingan pribadi dan relevansi seperti mobil,  loyalitas  merek  mengurangi  risiko dan  memfasilitasi  seleksi. Di sisi lain,  dalam  kasus  pembelian  keterlibatan rendah dengan tingkat kecil kepentingan pribadi dan relevansi  seperti candy bar,  pembelian rutin menghemat waktu dan usaha.
Jika konsumen telah merasa puas maka akan menjadi konsumen yang loyal. Menurut Griffin (2002:199-200) langkah pertama dalam membangun sistem loyalitas klien adalah berusaha mengenal terminologi dan variabel yang menentukan serta mendorong loyalitas. Faktor-Faktor tersebut adalah:
1.      Basis klien merupakan seluruh jumlah konsumen dan klien yang aktif, hal ini dapat dihitung dengan menjumlahkan konsumen pertama kali, konsumen berulang, dan klien.
2.      Tingkat retensi konsumen baru adalah persentase konsumen pertama kali yang melakukan pembelian kedua dalam periode waktu tertentu, periode waktu diatur oleh siklus pembelian berulang konsumen anda yang biasa.
3.      Tingkat retensi klien adalah persentase konsumen yang telah memenuhi sejumlah khusus pembelian berulang selama periode waktu tertentu.
4.      Pangsa konsumen (share of customer) adalah persentase jumlah
pembelian konsumen atas kategori produk dan jasa tertentu yang dibelanjakan    ke perusahaan.
5.      Jumlah rata-rata konsumen baru perbulan adalah rata-rata jumlah
konsumen pertama kali yang membeli dari perusahaan anda tiap bulannya.
6.      Frekuensi pembelian adalah frekuensi rata-rata seorang konsumen atau klien membeli dari anda setiap tahunnya.
7.      Jumlah pembelian rata-rata adalah jumlah rata-rata yang dibayar atas produk dan jasa setiap pembelian.
8.      Tingkat peralihan adalah persentase tahunan rata-rata konsumen yang hilang atau menjadi tidak aktif karena suatu alasan termasuk ketidakpuasan dan pindah lokasi.

F.   Hipotesis
Berdasarkan dari uraian dan pembahasan latar belakang permasalahan yang serta didukung oleh teori–teori yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan suatu hipotesis sebagai suatu kesimpulan sementara yaitu : “Ada pengaruh perubahan harga terhadap loyalitas pelanggan dalam berbelanja di Toko R. Nabila Tembilahan”.

G.  Variabel Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan maka variabel yang di analisis adalah :
a. Variabel Independen (X)
Adalah sesuatu yang mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Harga.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat adalah unsur yang dipengaruhi variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Loyalitas Pelanggan.



Tabel  2 Konsep Variabel Penelitian


No

Variabel

Defenisi

Indikator

1.






2.

Harga (X)






Loyalitas Pelanggan (Y)



Suatu nilai (value) yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan dengan mempertimbangkan permintaan dan persaingan.
Komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

a.       Harga di atas pesaing.
b.      Harga di bawah pesaing.
c.       Harga sama dengan pesaing.


a.       Repeat Purchase  (kesetiaan  terhadap  pembelian  produk).
b.      Retention  (ketahanan   terhadap pengaruh  yang  negatif  mengenai perusahaan).
c.       referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan).




BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian pada toko R. Nabila Jalan Trimas Tembilahan.
B.     Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang penulis perlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Data Primer
Yaitu data yang penulis dapatkan secara langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner kepada responden berisi tentang variabel yang diteliti.
2.      Data Sekunder
Yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan, berkaitan dengan objek penelitian yaitu toko R. Nabila Tembilahan.
C.    Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen (pelanggan) yang berbelanja pada Toko R. Nabila Tembilahan, di dalam pengambilan sampel penulis menggunakan metode Slovin             (Umar; 2001), yaitu diperkirakan populasi yang ada sebanyak 20.500 orang, berdasarkan jumlah pengunjung berbelanja pada tahun 2012.

                         N
n     = __________
                      1 + Ne2

         Dimana :    n    =    Ukuran sampel
                           N   =    Ukuran populasi
                           E    =    Persentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (15%)
Maka diperoleh:
                         N
n      = __________
                    1 + Ne 2

                 20.500
       =  _______­­­­­­­­­­_________
                     1 + 20.500 ( 0,15)2


                 20.500
       =   ______________
          1 + 20.500 (0.0225)


   =            20.500
                   _____________
                   462,25

                 n     =    44,34 Orang


Di bulatkan menjadi n = 44 orang.


            Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel yang akan diambil adalah  44 orang. Ini merupakan jumlah responden dari konsumen yang dianggap dapat mewakili bagi pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

D.    Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulakan data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik Quetioner yaitu methode pegumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang diajukan kepada konsumen mengenai tanggapan konsumen terhadap perubahan harga yang terjadi serta mengetahui seberapa besar loyalitas konsumen tersebut terhadap perusahaan.

E.      Analisis Data
Dalam menganalisis data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan analisis SPSS 17.






BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.      Sejarah Singkat Perusahaan
Toko R. Nabila merupakan salah satu perusahaan swasta yang berbentuk perusahaan perorangan, kegiatan utama peruhaan ini adalah menjual dan menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dan jenis produk-produk lainnya. Toko ini  didirikan dengan maksud untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat/konsumen untuk membeli barang yang berupa barang kebutukan rumah tangga.  
Toko R. Nabila ini berdiri sejak tahun 2004 yang mana sebelumnya perusahaan ini pertama kalinya berlokasi di Jl. M. Boya Tembilahan, karena tempat usaha tidak milik sendiri (kontrak) maka perusahaan ini sering berpindah lokasi usaha. Namun hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap volume penjualannya. Konsumen mereka selalu loyal terhadap keberadaan perusahaan.
Seiring lonjakan permintaan konsumen makin hari semakin meningkat, maka pemilikperusahaan pun merasa belum puas dengan satu usaha, mereka membangun usaha baru lagi, yaitu usaha Warnet. Usaha ini pun  berkembang pesat dan sukses seperti sekarang ini. Dengan terus berkembangnya perusahaan-perusahaan yang ia kelola maka perusahaan merekrut lebih banyak karyawan yang bekerja pada bidangnya masing-masing. Keberhasilan ini tentunya didukung dengan kerja karyawan yang profesional, terutama dalam bidang penjualan dan pemasaran.
Perusahaan berusaha menyajikan kemudahan  bagi setiap pelanggan untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari sesuai yang diinginkan oleh konsumen, sehingga pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan dan mendapatkan produk yang berkualitas.

B.       Struktur  Organisasi Perusahaan
Sebagaimana diketahui bahwa struktur organisasi suatu perusahaan, baik bentuk maupun ragamnya erat sekali hubungannya dengan kegiatan perusahaan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan yang dilakukan dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan tidak dapat dilaksanakan oleh satu orang saja, tetapi memerlukan bantuan orang lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam mengorganisir suatu badan usaha, langkah pertama yang dilakukan pimpinan perusahaan adalah menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan agar tercapai apa yang menjadi tujuan organisasi secara keseluruhan. Pekerjaan hendaknya ditempatkan pada orang yang tepat dengan bidangnya serta sesuai dengan keahliannya.
Agar suatu organisasi atau usaha itu dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan beberapa prinsip organisasi seperti :
1.      Perumusan tujuan organisasi yang jelas
2.      Pembagian tugas pekerjaan
3.      Delegasi kekuasaan
4.      Tingkat-tingkat pengawasan
5.      Kesatuan perintah dan tanggung jawab
6.      Koordinasi.
Prinsip-prinsip tersebut diatas harus dianut oleh suatu organisasi, sebab jika organisasi tanpa tujuan yang jelas maka pelaksanaan tugas tidak terarah dengan baik. Demikian pula bila pembagian tugas tidak ada, maka terjadilah kesimpang siuran dalam menjalankan perintah dan tugas.
Adanya pembagian tugas yang jelas, maka batas-batas wewenang dapat ditentukan oleh bagian-bagian yang melaksanakan pekerjaan sehingga organisasi berjalan dengan efektif.
Struktur organisasi yang baik adalah organisasi yang memenuhi syarat sehat dan efesien. Struktur organisasi yang sehat berarti tiap satuan organisasi dapat menjalankan peranannya dengan tertib. Sedangkan organisasi yang efesienberartidalam menjalankan peranannya tersebut masing-masing satuan organisasi dapat mencapai perbandingan yang terbaik antara satu dan berapa jenis pekerjaan.
Adapun manfaatdari struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1.      Para pekerja akan dapat dengan cepat mengetahui kepada siapa pekerjaan itu harus diserahkan secara administrasi.
2.      Para pekerja akan senang dancepatdapat menjawab setiap pertanyaan yang datang dari pihak luarmengenai perusahaan tersebut.
3.      Para pekerja dengan cepat mengetahui setiap pimpinan yang ada dalam perusahaan mulaidari Top Manager, Middle Manager dan Lower Manager serta Supervisor.
4.      Unsur pimpinan dapat dengan mudah melihat bagaimana bawahan bekerja untuk kepentingan perusahaan, dan dapat dengan segera diketahui letak kelemahannya.
Kemudian bentuk-bentuk organisasi tersut dapat dibedakan atas:
1.      Organisasi garis, yaitu adanya garis bersama kekuasaan dan tanggung jawab, bercabang pada setiap tingkatan mulai dari direktur sampai kepada karyawan bawah.
2.      Organisasi Fungsional, yaitu pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberikan komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan.
3.      Organisasi garis dan staf, dimana terdapat satu atau lebih staf, staf yaitu orang yang ahli dengan bidangtertentuyang tugasnya melihat dan memberikan saran-saran kepada pimpinan organisasi.

Untuk lebih jelasnya berikut sketsa struktur organisasi Toko R. Nabila  Tembilahan :


 








Adapun rincian tugas dari masing-masing bagian pada pada struktur organisasi Toko R. Nabila Tembilahan adalah sebagai berikut :
1.      Pimpinan
Bertindak sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan, bertugas menentukan arah dan mengambil suatu kebijakan dari perusahaan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
2.      Bagian Adm Keuangan
Bagian ini merupakan urat nadi berjalannya suatu perusahaan karena berhubungan dengan keuangan perusahaan. Dengan demikian bagian ini harus mampumencari dana untuk mengelola dan mengalokasikan secara efektifdan efesien sehingga setiap dana yang dikeluarkan bener-benar untuk kegiatan yang produktif.
Hal yang perlu dikuasai oleh bagian keuangan ini mnegusahakan agar keuangan jangan sampai defisit sehingga perusahaan sulit untuk membeli barang barang atau membayar gaji para karyawan. Apabila gejala-gejala sudah ada, maka bagian ini harus melaporkan kepada pimpinan perusahaan untuk diambil tindakan lebih lanjut. Selanjutnya dalam pelaksanaan tugasnya bagian ini bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan. Berikut ini tugas dari bagian keuangan, yakni :
a.       Mencatat setiap pesanan produk yang datangdari konsumen.
b.      Membuat laporan hasil penjualan, baik laporan harian, bulanan maupun pertahun.
c.       Mendata setiap barang yang masuk maupun barang yang keluar.
3.      Bagian Penjualan
a.       Melakukan pengiriman barang pesanan sesuai dengan alamat pemesan jika dalam jumlah banyak.
b.      Menjaga agar produk pesanan tersebut sampai dengan selamat tanpa ada kerusakan sekecil apapun.
c.       Melaporkan kepada pimpinan setiap pesanan yang telah diambil oleh konsumen.
4.      Karyawan (Pegawai Toko)
a.       Melaksanakan pekerjaan sesuai denganpetinjuk pimpinan maupun bagian penjualan.
b.      Mengepak barang pesanan konsumen.
c.       Mengirim dan menyerahkan barang-barang pesanan kepada konsumen.
Seperti telah uraikan pada bagian sebelumnya bahwa keberhasilan sebuah perusahaan tidak terlepas dari sumber daya manusianya dalam hal ini karyawan perusahaan tersebut.
Namun demikian bukan berarti perusahaan telah mampu mengkoordinir para karyawannya dengan baik dikarenakan memiliki struktur organisasi yang baik, tetapi masih banyak lagi faktor-faktor lainyang mempengaruhi pelaksanaan tuga dan tanggung jawabyang harus dilaksanakan oleh karyawan tersebut, sehingga memerlukan langka-langkah yang strategisuntuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin akan timbul dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
C.    Aktivitas Perusahaan
Tujuan didirikannya perusahan adalah untu kmencapai keuntungan (profit) secara maksimal. Dalam mengejar keuntungan atau laba tersebut trerlebih dahulu harus ditetapkan tujuan dari perusahaan secara jelas. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan aktivitas perusahaan secara rutin dan terus menerus. Dalam rangka memasarkan produk yang dijual oleh perusahaan haruslah mempunyai daerah pemasaran yang cukup untuk menampung barang yang dipasarkan kepada pelanggan.
Adapun aktivitas yang dilakukan oleh Toko R. Nabila Tembilahan ini adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan yang yang menjual dan memasarkan produk berupa barang kebutukan rumah tangga (khususnya kebutuhan pokok) dan lain-lain. Setiap konsumen yang melakukan pembelian kepada perusahaan tersebut pihak perusahaan akan memberikan pelayanan semaksimal mungkin yang telah diatur oleh manajemen perusahaan.
Dalam operasional kegiatannya sehari hari-hari Toko R. Nabila Tembilahan memiliki empat orang karyawan yang masing-masing mempunyai tuga-tugas tersendiri sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang mereka miliki. Perusahan ini juga memiliki alat transportasi 2 mobil truk untuk pengangkutan barang dalam jumlah besar, 1 buah gerobak serta 2 buah alat transportasi VIAR.















BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskriptif Hasil Penelitian
Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 44 responden yaitu pelanggan Toko R. Nabila Tembilahan. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Umur Responden
Adapun umur atau usia responden dalam penelitian ini terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3:     Umur Responden Pada R. NABILA TEMBILAHAN.
No
Usia (tahun)
Jumlah
Persentase (%)
1
20-30
19
43,18
2
31-40
12
27,27
3
41-50
10
22,72
4
>50
3
6,8

Jumlah
44
100
Sumber: Data hasil penelitian
Pada Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden pada tingkat umur adalah untuk umur 20-30 tahun sebanyak 19 orang dengan persentase 43,18%, selanjutnya untuk responden yang mempunyai umur 31-40 adalah sebanyak 12 orang atau dengan persentase 27,27%, dan untuk responden dengan umur 41-50 adalah sebanyak 10 responden atau dengan persentase 22,72%, dan terakhir responden yang berusia di atas dari 50 tahun adalah sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 6,8%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini ada pada usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 43,18%.
2. Jenis Kelamin Responden
Adapun jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4: Jenis Kelamin Responden Pada Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hilir.
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
1
Laki-laki
19
43,18
2
Perempuan
25
56,82

Jumlah
44 orang
100
Sumber: Data Olahan dari Hasil Penelitian

Dari data di atas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden, yang laki-laki sebanyak 19 orang dengan persentase 43,18% dan perempuan sebanyak 25 orang dengan persentase 56,82%. Dari hasil data ini dapat kita lihat bahwa responden Perempuan yang paling banyak yaitu sebanyak 25 orang dengan persentase 56,82%.
3. Pendidikan Terakhir
Adapun pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 5:   Pendidikan Terakhir Responden

No
Pendidikan Terakhir Responden
Jumlah
Persentase (%)
     1
SMP
5
11,36
     2
SMA
19
43,18
     3
D3
4
9,1
     4
S1
12
27,27
     5
S2
4
9,1

Jumlah
44
100
Sumber: Data Olahan dari Hasil Penelitian

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan terakhir responden terakhir yang berpendidikan SMP sebanyak 5 responden dengan persentasi 11,36% , SMA sebanyak 19 orang dengan persentase 43,18%, D3 sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 91%, selanjutnya S1 sebanyak 12 orang dengan persentase sebesar 27,27% sedangkan s2 sebanyak 4 responden dengan persentase 9,1%.
B.  Pembahasan
Harga
1.      Menurut Tjiptono (2006 : 178), secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu.
2.      Menurut G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006) mengatakan bahwa harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value).
3.      Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.


Tabel 6:     Tanggapan responden tentang penetapan harga barang-barang di toko R. Nabila Tembilahan.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
1
2,7
2
Tidak Setuju
7
19,9
3
Netral
6
13,63
4
Setuju
21
47,72
5
Sangat Setuju
9
20,45

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 6 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap  harga barang cukup baik yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau sebesar 2,7%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 7 responden atau sebanyak 19,9%, yang menyatakan netral sebanyak 6 responden atau 13,63%, yang menyatakan setuju sebanyak 21 responden atau 47,72% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 responden atau sebesar 20,45%. Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 21 responden atau 47,54% responden mengatakan setuju bahwa harga barang cukup cukup baik.
Tabel 7:     Tanggapan responden tentang saudara harga barang di toko R.Nabila lebih tinggi.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
3
6,81
2
Tidak Setuju
8
18,8
3
Netral
-
-
4
Setuju
14
31,78
5
Sangat Setuju
19
43,13

Jumlah
44
100
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 7 terlihat bahwa tanggapan responden harga bearing di R Nabila cukup tinggi  yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 3 responden atau sebesar 6,81%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 responden atau sebanyak 18,8%, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden atau 31,78% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 19 responden atau sebesar 43,13%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 19 responden atau 43,13% responden mengatakan setuju bahwa harga di R Nabila Cukup tinggi.
Tabel 8:     Tanggapan responden tentang harga barang-barang di toko R.Nabila lebih rendah dari pesaing.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
3
6,81
3
Netral
6
13,63
4
Setuju
23
52,21
5
Sangat Setuju
12
27,24

Jumlah
44
100
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 8 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap harga barang-barang di R nabila lebih rendah dari pesaning  yang menyatakan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3  responden atau sebanyak 6,81s%, yang menyatakan netral sebanyak 6 responden atau 13,67%, yang menyatakan setuju sebanyak 23 responden atau 52,51% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12 responden atau sebesar 27,8%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari  responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 29 responden atau 34,94% responden mengatakan setuju bahwa kondisi kamar Hotel Arahman 1 Tembilahan kondisi kamar cukup baik.
Tabel 9:     Tanggapan responden tentang penetapan harga lebih rendah dari pesaing lainnya.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
1
2.27
2
Tidak Setuju
10
22,7
3
Netral
-
-
4
Setuju
15
34,5
5
Sangat Setuju
18
40,86

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 9 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap harga lebih renah dari pesaing yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 responden atau sebanyak 22,7 %, yang menyatakan setuju sebanyak 15 responden atau 34,5% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18 responden atau sebesar 40,86%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 18 responden atau sebesar 40,86%. responden mengatakan harga barang lebh rendah.
Tabel 10:   Tanggapan responden tentang harga barang-barang di R Nabila sama dengan pesaing lain.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
1
2,27
2
Tidak Setuju
6
13,62
3
Netral
2
4,54
4
Setuju
28
63,56
5
Sangat Setuju
7
15,89

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 10 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap harga barang-barang sama dengan pesaing yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12 responden atau sebanyak 13,62%, yang menyatakan netral sebanyak 2 responden atau 4,54%, yang menyatakan setuju sebanyak 28 responden atau 63,56% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 responden atau sebesar 15,89%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 28  responden atau 63,56% responden mengatakan setuju harga brang-barang sama dengan pesaing.
Tabel 11:   Tanggapan responden tentang harga barang-barang di R Nabila disamakan dengan pesaing.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
-
-
2
Tidak Setuju
2
4,54
3
Netral
4
9,8
4
Setuju
20
45,4
5
Sangat Setuju
18
40,86

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 11 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap harga barang-barang di R Nabila  yang menyatakan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden atau sebanyak 4,54%, yang menyatakan netral sebanyak 4 responden atau 9,8%, yang menyatakan setuju sebanyak 20 responden atau 45,4% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 18 responden atau sebesar 40,86%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 20 responden atau 45,4% responden mengatakan setuju bahwa harga baran-barang di R Nabila di samakan dengan peesaing.
Skor  ideal = Jumlah responden x nilai kategori x jumlah indikator yaitu:
Jumlah responden                : 44
Nilai kategori                       : 1 sampai 5
Jumlah indikator                  : 6
Jika diklasifikasikan menjadi 5 (lima) tingkat maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel 12: Rekapitulasi hasil kuisioner variabel harga atas 6 (Enam) pertanyaan dari 44 responden.

No
Klasifikasi Jawaban
Hasil masing-masing pertanyaan
1
Nomor Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
2
Skor
179
157
167
161
154
179

Total Nilai (Y)
1031
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian

Skor tertinggi                       : 44 x 5 x 6     = 1320
Skor terendah                      : 44 x 1 x 6     = 264
Rentang skor                        : 1320 – 264   = 211,2
                                                        5
Dengan rentang skor sebesar 211.2 maka dapat digambarkan tanggapan responden tentang harga terhadap loyalitas pelanggan  pada Toko R Nabila dapat digambarkan pada gambar berikut ini:




Gambar 4:     Rentang skor tanggapan responden mengenai harga terhadap loyalitas pelanggan.












 
       Tidak Baik      Kurang Baik          Cukup Baik            Baik                Sangat Baik
      
   
  264            475,1               686.2             897,3            1108,4             1320                                                     
Jumlah Skor Tanggapan Responden 1031
  
Jumlah skor tanggapan  responden atas 6 (enam) butir pertanyaan pada variabel harga adalah 1031. Dalam pengklasifikasiannya jumlah skor sebesar 1031 dalam kategori cukup baik. Maka penilaian terhadap harga masih cukup baik dan bisa dikatakan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan di toko R Nabila. Untuk itu perlu diperhatikan juga masalah yang lain-lain yang mempengaruhi harga supaya keputusan loyalitas pelanggan terus meningkat.

2. Loyalitas Pelanggan
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkain tindakan fisik maupun mental yang dialami oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Philip Kotler yang dikutif oleh Djaslim Saladin dan Yevis Marti Oesman (2002: 11) mengemukakan empat tahapan dalam suatu proses pembelian, yaitu: Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need Recognition), Pencarian Informasi, Evaluasi Informasi (Information Evaluation), Keputusan Membeli. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap keputusan membeli ini dapat digambarkan pada tabel-tabel di bawah ini:
Tabel 13: Tanggapan responden tentang kesetiaan berbelanja di toko R Nabila Tembilahan.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
1
2.27
2
Tidak Setuju
3
6,81
3
Netral
5
11,35
4
Setuju
18
40,86
5
Sangat Setuju
17
38,59

Jumlah
44
100
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 13 terlihat bahwa tanggapan responden  yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak  3 responden atau sebanyak 6,81%, yang menyatakan netral sebanyak 5 responden atau 11,35%, yang menyatakan setuju sebanyak 18 responden atau 40,86% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 responden atau sebesar 38,59 %. Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 18 responden atau 40,86% responden mengatakan setuju kestiaan pelnggan di butuhkan.
Tabel 14:   Tanggapan responden tentang tingkat kesetiaan pelanggan tinggi di banding pesaing.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
4
9,08
2
Tidak Setuju
8
18,16
3
Netral
3
6.81
4
Setuju
17
38,59
5
Sangat Setuju
12
27,24

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 14 terlihat bahwa tanggapan responden  yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 4 respondn atau sebesar 9,08%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 responden atau sebanyak 18,6%, yang menyatakan netral sebanyak 3 responden atau 6,81%, yang menyatakan setuju sebanyak 17 responden atau 38,58% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12 responden atau sebesar 27,4%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 17 responden atau 38,58% responden mengatakan setuju bahwa kesetiaan pelanggan tinggi.
Tabel 15:   Tanggapan responden tentang pengaruh negatif terhadap kesetiaan pelanggan.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
2
4,54
2
Tidak Setuju
7
15,89
3
Netral
2
4,54
4
Setuju
20
45,4
5
Sangat Setuju
13
29,51

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 15 terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 2 responden atau sebesar 4,54%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 7 responden atau sebanyak 15,49%, yang menyatakan netral sebanyak 2 responden atau 4,54%, yang menyatakan setuju sebanyak 20 responden atau 45,4% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 responden atau sebesar 29,51%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 20 responden atau 45,4 % responden mengatakan setuju bahwa pengaruh negatif berpengaruh terhadap kesetiaan pelanggan.
Tabel 16:   Tanggapan responden tentang pengaru negatif berpengaruh terhadap penjualan.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
2
4.54
2
Tidak Setuju
9
20,43
3
Netral
1
2,27
4
Setuju
22
49,54
5
Sangat Setuju
10
22,7

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 16 terlihat bahwa tanggapan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 2 responden atau sebesar 4,54%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak  9 responden atau sebanyak 20,43%, yang menyatakan netral sebanyak 1 responden atau 2,27%, yang menyatakan setuju sebanyak 22 responden atau 49,54% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10 responden atau sebesar 22,7%.
Dari uraian di atas dapat diketahui dari 44 responden mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 22 responden atau 49,54% responden mengatakan setuju bahwa pengaruh negative berpenagruh terhadap penjualan.
Tabel 17:   Tanggapan responden tentang proses reperensi dari pelanggan lain.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
6
13,62
2
Tidak Setuju
6
13,62
3
Netral
3
6,81
4
Setuju
18
40,86
5
Sangat Setuju
11
24,97

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 17 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap kepuasan merupakan tingkah laku konsumen yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 6 responden atau sebesar 13,62%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6 responden atau sebanyak 13,62%, yang menyatakan netral sebanyak 3   responden atau  6,81%, yang menyatakan setuju sebanyak 18 responden atau 40,86% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11 responden atau sebesar 24,97%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 18 responden atau 40,86% responden mengatakan setuju proses pereperensian ke penggan perlu.
Tabel 18:   Tanggapan responden tentang pelanggan akan mereperensikan secara total setelah berbelanja di R. nabila Tembilahan berpengaruh terhadap penjualan.

No
Klasifikasi Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Sangat Tidak Setuju
1
2.27
2
Tidak Setuju
3
6,81
3
Netral
3
6,81
4
Setuju
22
49,94
5
Sangat Setuju
15
34,05

Jumlah
44
100,00
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian
Dari Tabel 18 terlihat bahwa tanggapan responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1 responden atau sebesar 2,27%, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebanyak 6.81%, yang menyatakan netral sebanyak 3 responden atau 6,81%, yang menyatakan setuju sebanyak 22 responden atau  49,9% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 responden atau sebesar 34,05%.
Dari uraian di atas dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa sebanyak 22 responden atau  49,9% responden mengatakan setuju pelanggan akan mereperensikan secara total setelah berbelanja di R. nabila Tembilahan berpengaruh terhadap penjualan.

Skor  ideal = Jumlah responden x nilai kategori x jumlah indikator yaitu:
Jumlah responden                : 44
Nilai kategori                       : 1 sampai 5
Jumlah indikator                  : 6
Jika diklasifikasikan menjadi 5 (lima) tingkat maka rentang skor antar tingkat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tabel 19: Rekapitulasi hasil kuisioner variabel loyalitas pelanggan atas 6 (Enam) pertanyaan dari 44 responden.

No
Klasifikasi Jawaban
Hasil masing-masing pertanyaan
1
Nomor Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
2
Skor
179
157
167
161
154
179

Total Nilai (Y)
997
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian

Skor tertinggi                       : 44 x 5 x 5     = 2075
Skor terendah                      : 44 x 1 x 5     = 415
Rentang skor                        : 2075415   = 332
                                                        5

Dengan rentang skor sebesar 332 maka dapat digambarkan tanggapan responden tentang harga terhadap loyalitas pelanngan dapat digambarkan pada gambar berikut ini:
Gambar 5:     Rentang skor tanggapan responden mengenai keputusan pembelian.











 
       Tidak Baik      Kurang Baik          Cukup Baik           Baik                Sangat Baik
      
   
  415          747                    1079              1411                1743             2075                                              
Jumlah Skor Tanggapan Responden 997
  
Jumlah skor tanggapan  responden atas 5 (lima) butir pertanyaan pada variabel loyalitas pelanggan adalah 997. Dalam pengklasifikasiannya jumlah skor sebesar 997 dalam kategori cukup baik. Maka penilaian terhadap loyalitas pelanggan di dalam penelitian ini masih cukup baik. Untuk itu Toko R Nabila sebaiknya harus lebih memperhatikan masalah Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need Recognition), Pencarian Informasi, Evaluasi Informasi (Information Evaluation), dan Keputusan Membeli agar dapat meningkatkan pelanggan di dalam memutuskan di dalam berbelanja di Toko R Nabila Tembilahan.

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik
Penelitian yang dilakukan pada Toko R. Nabila Tembilahan ini menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar model regresi pada penelitian ini signifikan dan representatif, maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik. Adapun uji asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi:
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi, dan
d. Uji Heterokedastisitas. 
Berikut adalah hasil uji asumsi klasik dari model penelitian ini dapat di lihat pada uraian di bawah ini:
a. Uji Normalitas
Salah satu yang harus dipenuhi di dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji  ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,  variabel pengganggu atau residual telah terdistribusi normal ataukah tidak. Hal ini penting karena dalam uji regresi semua mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka akan terjadi hasil statistik tergradasi (Imam Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas data yang digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test dengan kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai yang signifikansinya telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05). Jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
Berikut adalah hasil pengujian normalitas setelah transformasi data:
Tabel 20: Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .



Loyalitas Pelanggan
Harga
N
44
44
Normal Parametersa,,b
Mean
22.6591
23.4318
Std. Deviation
2.74449
2.43423
Most Extreme Differences
Absolute
.116
.112
Positive
.110
.112
Negative
-.116
-.092
Kolmogorov-Smirnov Z
.766
.745
Asymp. Sig. (2-tailed)
.600
.636
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber  : Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov Test untuk masing-masing variabel di atas 0,05. Perbandingan antara nilai kolmogorov smirnov dengan standar signifikansi yang sudah ditentukan diketahui bahwa nilainya lebih besar dari 0,05. Sehingga menunjukkan bahwa distribusi data dalam penelitian normal.


b. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik selanjutnya yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji multikolonieritas. Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menghitung nilai  Varian Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel Independen. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen berhubungan secara linier. Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF (Varian inflation factor) > 10; dan jika tolerance <0,1. Untuk lebih jelasnya, hasil uji multikolinearitas dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 21: Hasil Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
14.155
3.880

3.648
.001


Harga
.363
.165
.322
2.204
.033
1.000
1.000
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Dari hasil analisis program SPSS, pada bagian koefisien untuk variabel independen terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel bauran pemasaran adalah sebesar 1,000 yang lebih dari 0,1 atau 10% dan nilai VIF untuk variabel bauran pemasaran adalah 1,000 di mana nilainya kecil dari 10. Dari angka-angka tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Selanjutnya uji asumsi klasik yang ketiga yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji autokorelasi. Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi  korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan melalui  pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson Tes (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 22: Ketentuan Nilai Uji Durbin Watson
Kesimpulan
DW
Ada Autokorelasi
0 – 1.224
Daerah Keragu-raguan
1.224 – 1.553
Tidak Ada Autokorelasi
1.553 – 2.447
Daerah Keragu-raguan
2.447 – 2.776
Ada Autokorelasi
2.776 – 4

Hasil uji korelasi dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 23:  Hasil uji autokorelasi

Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.322a
.104
.082
2.62915
2.334
a. Predictors: (Constant), Harga
b. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Dengan menggunakan uji Durbin Watson Test, pada tabel Model Summary di atas kini diperoleh hasil Durbin Watson Statistic berada pada 2,334. Hal ini berarti bahwa nilai Durbin Watson Statistic berada pada kisaran 1.553 sampai dengan 2.447, oleh karena itu diputuskan bahwa model ini sudah terbebas dari kemungkinan adanya autokorelasi.
d.  Uji Analisis Heterokedasitas 
Terakhir adalah uji Heterokedasitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya heterodekadisitas dapat di lihat dengan menggunakan uji Glejser yang dapat menjamin keakuratan hasil. Uji Glejser menyarankan untuk meregresi variabel independen pada absolut residual (Imam Ghozali, 2009). Hasil uji Glejser dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 24: Hasil Uji Glejser untuk Uji Heterokedastisitas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
14.155
3.880

3.648
.001
Harga
.363
.165
.322
2.204
.033
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
Sumber  : Data Olahan Hasil Penelitian SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 5 dapat di lihat dari hasil perhitungan bahwa probabilitas signifikansinya menunjukkan hasil di bawah 0,05 atau 5%, di mana variabel bauran pemasaran menunjukkan nilai 0,033 maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini disimpulkan terbebas dari gejala heterokedastisitas.

2.  Uji Statistik Regresi Sederhana
Persamaan regresi linier sederhana pada penelitian ini diolah dengan  menggunakan output SPSS 17.0, output ini dapat dilakukan dengan mengintepretasikan angka-angka yang termuat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 25: Hasil persamaan regresi linier sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
14.155
3.880

3.648
.001
Harga
.363
.165
.322
2.204
.033
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
Sumber: Hasil Perhitungan dengan Program SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 6 maka dapat diketahui bahwa persamaan regresi linear sederhana dalam analisis ini adalah :
Y = a + bx
Dimana:
Y   = Loyalitas Pelanggan
x    = Harga
a     = Intersep (konstanta)
b    = Koefisien variabel bebas
Sehingga dari hasil penelitian maka diperoleh persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut :
Y = 14,155 + 0,363x
Arti persamaan regresi linear sederhana di atas mempunyai makna yaitu nilai konstanta sebesar 14,155 artinya jika nilai koefien variabel X (Harga) sama dengan 0 (nol) maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 14,155. Kemudian jika nilai koefisien X naik sebesar 1 satuan maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 0,363 satuan.

4. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Pada penelitian ini koefisien korelasi sederhana disimbolkan dengan R yang merupakan ukuran keeratan hubungan antara variabel terikat dengan semua variabel bebas secara bersama-sama. Karena penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana maka nilai R dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 26: Hasil Uji Determinasi
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.322a
.104
.082
2.62915
a. Predictors: (Constant), Harga
Sumber :   Hasil penghitungan dengan Program SPSS 17.0
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa variabel X yaitu Harga mempunyai hubungan dengan variabel terikat, yaitu Loyalitas Pelanggan (Y) hal ini dapat dibuktikan melalui nilai koefisien korelasi sederhana (R) sebesar 0,322. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga  tersebut memberikan sumbangan/pengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) hanya sebesar 32,2%. Sedangkan sisanya sebesar 67,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam penelitian ini.

b. Uji-t (korelasi parsial)
Selanjutnya penelitian menggunakan uji parsial atau uji t, uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual dan untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel terikat dengan mengukur hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lainnya bersifat tetap atau konstan. Dalam uji-t ini digunakan kembali tabel coeffisien berikut:
Tabel 27: Hasil  uji t/parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
14.155
3.880

3.648
.001
Harga
.363
.165
.322
2.204
.033
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
Sumber: Hasil Perhitungan dengan Program SPSS 17.0
Ha :    Harga berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla Tembilahan.
H0 :    Harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla Tembilahan.
Dari Tabel 8 di dapat di terangkan bahwa Ha dapat diterima jika t-hitung lebih besar dari pada t-tabel dan H0 diterima apabila t-hitung lebih kecil daripada t-tabel. Berdasarkan tabel distribusi t-tabel dapat dilihat rumus sebagai berikut :
          =   α/2         :   n-2
          =  0,05/2     :  44-2
          =  0,025      :  42
Dan pada t-tabel hasilnya adalah : 2,1808 ketentuan pengujian dalam penelitian :
Dari hasil uji parsial (t) atas kedua variabel tersebut adalah  pada Harga nilai t-hitung yaitu 2,204 dengan taraf signifikasi 0,033. Nilai ini lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,1808. Hal ini menyebabkan Ha diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Harga berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla Tembilahan.



BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan persamaa regresi linier sederhana maka didapatlah persamaan Y = 14,155 + 0,363x Arti persamaan ini yaitu nilai  konstanta sebesar 14,155 artinya jika nilai koefien variabel X (Harga) sama dengan 0 (nol) maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 14,155. Kemudian jika nilai koefisien X naik sebesar 1 satuan maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan sebesar 0,363 satuan. Kemudian jika nilai koefisien X naik sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,636  ssatuan.
2. Kemudian berdasarkan hasil uji determinasi/R didapat pengaruh variabel harga terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar variabel X yaitu Harga mempunyai hubungan dengan variabel terikat, yaitu Loyalitas Pelanggan (Y) hal ini dapat dibuktikan melalui nilai koefisien korelasi sederhana (R) sebesar 0,322. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga  tersebut memberikan sumbangan/pengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) hanya sebesar 32,2%. Sedangkan sisanya sebesar 67,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam penelitian ini.
3. Dari hasil uji parsial (t) atas kedua variabel tersebut adalah  pada Harga nilai t-hitung yaitu 2,204 dengan taraf signifikasi 0,033. Nilai ini lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,1808. Hal ini menyebabkan Ha diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Harga berpengaruh secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Toko R. Nabilla Tembilahan.

B.     Saran-Saran
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi, penulis mencoba menyarankan beberapa saran yang mungkin dapat bermamfaat :
1.     Perusahaan perlu melengkapi fasilitas –fasilitas pendukung,agar para pelanngan dapat lebih nyaman berbelanja.
2.     Mempertahankan, atau kalau bisa meningkatkan mutu servis yang diberikan kepada tamu sejak awal masuk di toko hingga keluar dan memberikan pelatihan/training serta konpensasi kepada karyawan yang berprestasi.
3.     Untuk lebih mengenalkan Toko serta produk kepada konsumen dan untuk lebih luas jangkauaan seperti :
a.       Kalender
b.      Papan reklame/ Baleho
c.       Promosi dusurat kabar/majalah
d.      Promosi dimajalah bisnis hotel
e.       Sponsorship Even-even masyarakat
f.       Bila perlu digunakan sarana televise dan elektronik seperti internet
g.      Sales call ke perusahaan atau instansi pemerintah swasta.
4.   Kalau memungkinkan, manajer Toko agar meninjau penetapan tarif harga yang dinilai relative murah dibanding pesaing.







                                                                            

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar