Makalah Asuhan Persalinan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persalinan
saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu
hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan
sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya
menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak. Akan tetapi hal
tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan
persalinan kala 1 memegang kendali penting pada ibu selama persalinan
karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat
ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi
komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan
dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud membuat makalah ini
dengan tujuan menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan 2 dan dapat membantu
para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut adalah:
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi secara umum mengenai asuhan persalinan kala 1.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan secara umum mengenai faktor yang mempengaruhi persalinan.
b. Memberikan gambaran dalam memberikan asuhan persalinan kala 1 pada ibu dalam masa persalinan.
BAB II
ISI
2.1 Memberikan Asuhan Persalinan Kala I
2.1.1 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala I
a. Perubahan Fisiologis
Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada masa persalinan, yaitu:
· Tekanan Darah
TD
meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg,
antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan TD.
· Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal.
peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
kardiak output, pernafasan dan cairan yanghilang.
· Suhu tubuh Suhu
tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan
metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.
· Detak Jantung
Detak
jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan
peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung
mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.
· Pernafasan
Terjadi
peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan metabolisme.
hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis.
· Perubahan pada ginjal
Poliuri(jumlah
urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan
oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan
peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal
selama persalinan.
· Perubahan Gastro Intestinal (GI)
Motilitas
lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak
selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan
aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang
biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I.
· Perubahan Hematologi
Hemoglobin
meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali
pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan
kecuali pada perdarahan postpartum.
b. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:
· Pengalaman sebelumnya
· Kesiapan emosi
· Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)
· Support sistem
· Lingkungan
· Mekanisme koping
· Kultur
· Sikap terhadap kehamilan
Masalah psikologis yang mungkin terjadi:
v Kecemasan menghadapi persalinan
Intervensinya:
kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau
tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2 relaksasi,
pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus.
v Kurang pengetahuan tentang proses persalinan
Intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent.
v Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif)
Intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung
2.1.2 Manajemen Kala I ( Bidanlia)
§ Mengidentifikasi Masalah
o Mengkaji Riwayat Kesehatan
1Meninjau kartu antenatal untuk:
- Usia kehamilan
- Masalah/komplikasi dengan kehamilan yang sekarang
- Riwayat kehamilan yang terdahulu
Menanyakan riwayat persalinan:
- Bagaimana perasaan ibu
- Berapa bulan kehamilan ibu sekarang/
- Kapan ibu mulai merasakan nyeri?
- Seberapa sering rasa nyeri terjadi? Dan berapa lama berlangsung? Seberapa kuat rasa nyeri tersebut?
- Apakah ibu memperhatikan adanya lendir darah/
- Apakah ibu mengalami perdarahan dari vagina/
- Apakah ibu melihat adanya aliran/semburan cairan? Jika ya, kapan? Bagaimana warnanya? Berapa banyak?
- Apakah bayi bergerak?
- Kapan terakhir ibu buang air besar? Kencing?
- Persalinan terdahulu: berapa lama berlangsung? Berat badan bayi?
o Pemeriksaan Fisik dan Janin
Melakukan pemeriksaan fisik
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
· Edema/pembengkakan pada muka, jari, tangan, kaki dan pretibia tungkai bawah.
- Warna pucat pada mulut dan konjungtiva.
- Refleks-refleks
- Abdomen: luka bekas operasi, TFU, gerakan janin, kontraksi, pemeriksaan leopold’s, penurunan kepala janin
- DJJ
- Genital luar: luka, cairan, lendir darah, perdarahan, cairan ketuban.
- Genital dalam: penipisan cerviks, dilatasi, penurunan kepala janin, membran/selaput ketuban.
§ Menilai Data Membuat Diagnosa
Dari temuan pada data
diatas maka bidan dapat mengambil keputusan apakah ibu sudah masuk
kedalam persalinan sesungguhnya atau belum, jika sudah masuk dalam
persalinan yang sesungguhnya maka dalam kala berapa ibu sekarang
Asesmen pada persalinan sesungguhnya:
Persalinan juga harus dicurigai pada ibu dengan umur kehamilan > 22 minggu usia kehamilan, dimana ibu merasa nyeri abdomen
berulang dengan disertai cairan lendir yang mengdung darah atau “show”.
Agar dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus memastikan perubahan
cerviks dan kontraksi yang cukup.
§ Menilai Kemajuan Persalinan
o Dilatasi serviks
Pada
kolom dan lajur kedua dari pada partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yqang tertera pada tepi kolom kiri
adalah besarnya dilatasi serviks. Kotak diatasnya menunjukan penambahan
dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada pertama kali menulis pembesaran
dilatasi serviks harus ditulis tepat pada garis waspada. Cara
pencatatannya dengan memberi tanda silang (X) pada garis waspada sesuai
hasil periksa dalam / VT. Hasil pemeriksaan dalam/ VT selanjutnya
dituliskan sesuai dengan waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan garis
lurus dengan hasil sebelumnya.
Apabila
dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu diperhatikan apa
penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu untuk dirujuk.
o Penurunan bagian terendam janin
Skal
0 s/d 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga menunjukan seberapa
jauh penurunan kepala janin kedalam panggul. Dibawah lajur kotak
dilatasi serviks dan penurunan kepala menunjukan waktu/jam dimulainya
fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat
pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak menunjukan 30 menit.
o Kontraksi uterus/his
Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat lima
kotak dengan tulisan “kontraksi” tiap 10 menit disebelah luar kolom.
Setiap kotak untuk satu kali kontraksi. Jumlah kotak yang diisi ke arah
atas menunjukan frekuensi kontraksi dalam 10 menit. Setiap 30 menit,
periksa dan dokumentasikan frekuensi kontraksi yang datang dalam 10
menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
o Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observsi kontraksi uterus tersedia lajur kotak untuk mencatat obat-obatan dan cairan yang diberikan.
Kondisi
ibu. Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan kondisi ibu
yang meliputi: nadi, tekanan darah, temperatur tubuh, urine ( volume,
aceton, protein)
§ Membuat Rencana Asuhan
Selama persalinan seorang bidan harus melakukan asesmen dan intervensi agar dapat:
- Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan dalam kemajuan yang normal.
- Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
- Memeriksa bagaimana bayi bereaksi saat persalinan dan kelahiran.
- Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta aktif dalam menentukan asuhan.
- Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan pasca persalinan dini.
- Mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan serta tindakan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan efisien)
§ Asuhan Kala I
a. Penggunaan Partograf
Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono). Partograf
merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa
dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya
untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan.
Kegunaan utama dari partograf adalah :
ü Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam.
ü Menentukan
apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama
sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan
persalinan lama
Bagian-bagian dari partograf :
Partograf berisi ruang untuk pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan termasuk :
1. Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan kepala janin
c) Kontraksi Uterus
2. Keadaan Janin
a) Djj
b) Warna dan jumlah air ketuban
c) Molase tulang kepala janin
3. Keadaan Ibu
a) Nadi, tekanan darah, suhu
b) Urin : volume dan protein
c) Obat-obatan dan cairan IV
b. Memberikan Dukungan Persalinan
Dukungan
pada persalinan dapat mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberi
kenyamanan. Sebaiknya dukungan persalinan itu secara sederhana, efektif,
murah. Karena dengan melakukan ini dapat menurunkan resiko, kemajuan
persalinan bertambah baik, serta hasil persalinan bertambah baik. Rasa
nyeri ini salah satunya disebabkan karena ketegangan dan kecemasan dalam
menghadapi persalinan.
Metode-metode Dukungan Persalinan
§ Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan udkunagn selama persalinan (orang terdekat : suami,orang tua).
§ Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
§ Relaksasi
dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui
hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu
buang nafas melalui mulut).
§ Istirahat dan privasi.
§ Memberi
rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat
rasa sakit : kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau
pijatan(pada daerah punggung atau tumit)
[diktat kuliah akbid cipto mangunkusumo]
c. Pengurangan Rasa Sakit
1) Berdasarkan
hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis
selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan
membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
2) Metode
mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk
dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko
renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik
dan bersifat sayang ibu.
menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
o Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua).
o Pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
o Relaksasi dan pernafasan.
o Istirahat dan privasi.
o Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan.
o Sentuhan
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit:
1) kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support.
2) perubahan posisi dan pergerakan
3) sentuhan dan massase
4) counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
5) pijatan ganda pada pinggul
6) penekanan pada lutut
7) kompres hangat dan kompres dingin
8) Berendam
9) pengeluaran suara
10) visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
11) musik yang lembut dan menyenangkan ibu
d. Persiapan Persalinan
Hal-hal yan perlu dipersiapkan selama masa persalinan adalah sebagai berikut :
1) Persiapan bagi ibu
a) Bersihkan daerah genitalia eksterna
b) Kosongkan rectum dan kandung kemih
c) Pakaian diganti dengan yang longgar
2) Persiapan alat
a) Beberapa pasang sarung tangan steril
b) Gunting tali pusat
c) Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
d) Benang atau plastik klem untuk tali pusat
e) Alat pengisap lendir bayi
f) Iodin
g) Alat-alat untuk penjahit luka
h) Obat-obatan dan jarum suntiknya
i) Kain kasa steril dan sebagainya
Dalam
kala I pekerjaan penolong persalinan adalah mengawasi wanita in partu
sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan persalinan sudah
dilakukan. Member obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada
indikasi untuk ibu maupun anak. Pada
seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada
kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38
minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam
PAP serta ketuban belum pecah, tidak ada keberatan wanita tersebut duduk
atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Tetapi umumnya wanita
tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his. Berbaring
sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada. Cara ini mempermudah
turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum
turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring
terlentang, karena bila ketuban pecah, mungkin terjadi
komplikasi-komplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan
sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah, wanita
tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala
hendaknya dilakukan untuk memeriksa kemajuan partus, di samping dapat
dilakukan pula pemeriksaan rectal atau per vaginam. Hasil pemeriksaan
per vaginam harus menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh
pemeriksaan luar. (Wiknjosastro, 2005 : 192)
Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai :
1) Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit.
2) Keadaan serta pembukaan serviks.
3) Kapasitas panggul.
4) Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir.
5) Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholinitis dll.
6) Pecah tidaknya ketuban.
7) Presentasi kepala janin.
8) Turunnya kepala dalam ruang panggul.
9) Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
Pada kala I wanita in partu dilarang mengedan
e. Pemenuhan Kebutuhan Fisik dan Psikologis Ibu dan Keluarga
a. Mengatur posisi
Anjurkan
ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami
atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan,
berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin).
berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke
janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala
janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh
sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat
menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak
pada terjadinya hipoksia janin.
b. Pemberian cairan dan nutrisi
berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar
tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/
kontraksi menjadi kurang efektik.
c. Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Anjurkan
ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam
sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu
untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu
tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat
menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan
pada kandung kemih.
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
- memperlambat turunnya bagian terendah janin.
- menimbulkan rasa tidak nyaman.
- meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.
- mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
- meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang Air Besar (BAB)
Anjurkan
ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif
harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan
pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar
mandi. Tindakan
klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat
meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat
meningkatkan resiko infeksi.
Mencegah Infeksi
Menjaga
lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang
bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2
pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga
dari resiko infeksi. Anjurkan
ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan.
anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL) gunakan
alat2 steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan
pada saat diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan.
e. Tanda Bahaya Kala I
1) Bandle ring
2) Peningkatan tekanan darah 10-20 mmHg atau > 15 mmHg
3) Primi >8 jam
4) Multi >6 jam
5) Primi Ø 1 cm lebih dari 1 jam
6) Multi Ø 1 cm lebih dari 30 menit
f. Pendokumentasian Kala I
Metode
pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP
(Subjektif, Objektif, Assessment dan Planning). SOAP merupakan catatan
yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Langkah-langkah
dalam metoda SOAP merupakan intisari dari proses pemikiran dalam
manajemen kebidanan. Alasan-alasan menggunakan metoda SOAP dalam
pendokumentasian asuhan kebidanan, antara lain:
1. SOAP
merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang sistematis,
mengorganisasikan penemuan dan kesimpulan sehingga terbentuk rencana
asuhan.
2. SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
3. SOAP
merupakan urutan – urutan kegiatan yang dapat membantu bidan dalam
mengorganisir pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola
pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan
pendekatan manajemen kebidanan, dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:
a. Komponen dalam Manajemen Kebidanan:
1. Pengumpulan data dasar
2. Interpretasi data
3. Penetapan diagnosa/ masalah potensial
4. Penetapan kebutuhan tindakan
5. Merencanakan asuhan
6. Melaksanakan asuhan
7. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
Komponen SOAP:
1. S = Subjektif
Merupakan
data yang diperoleh dari klien atau keluarganya. Menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai
langkah 1 Varney.
2. O = Objektif
Merupakan data yang diperoleh dari apa yang di lihat dan dirasakan oleh
bidan sewaktu melakukan pemeriksaan termasuk juga hasil laboratorium.
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
3. A = Assessment
Merupakan kesimpulan apa yang dibuat dari data – data subjektif/
objektif tersebut. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa /masalah
b. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
4. P = Planning
Merupakan pendokumentasian apa yang dilakukan dan evaluasinya.
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi
berdasarkan assessment sebagai lanngkah 5, 6 dan 7 Varney.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan persalinan kala 1 sangat penting untuk diterapkan pada ibu dalam
masa persalinan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat
terjadi pada ibu dan bayinya selama persalinan, selain itu juga dapat
membantu ibu dalam memberikan support, dan dapat membuat ibu lebih
percaya diri dalam menghadapi proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
· Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2008. Jakarta : PT Bina Pustaka.
· www.trinoval.web.id