Rumah Laba-Laba dalam Al-Qur’an
Rumah laba-laba, pernahkah
Anda memperhatikan? Unik dan indah, bukan? Fungsinya juga ganda. Selain
digunakan sebagai tempat tinggal juga sebagai perangkap bagi mangsa. Di
antara beragam sarang yang dibangun oleh hewan, rumah laba-laba
termasuk yang indah dan menarik.
Uniknya, di dalam
al-Quran terdapat surat yang berjudul
sarang laba-laba, yakni surat ke-29 (
al-Ankâbut). Dalam surat tersebut
Allah SWT. menjadikan sebutan
rumah laba-laba sebagai sebuah perumpamaan bagi orang-orang yang mencari perlindungan dan tuhan selain Allah. Dijadikannya
sarang laba-laba sebagai perumpamaan dikarenakan sifatnya yang rapuh meski tampak unik, indah dan menarik. Rumah laba-laba tidak akan sanggup menahan batu yang
kecil sekalipun, atau angin kencang. Sarang itu pasti akan segera hancur.
Begitu pula siapa saja yang meminta
pertolongan dan perlindungan kepada selain Allah, maka akan lemah.
Karena tidak ada yang bisa memberikan perlindungan dan pertolongan dari
segala marabahaya selain Allah SWT. Semua penolong, pelindungan dan
tuhan selain Allah tidak akan sanggup menyelamatkan umat manusia.
“Perumpamaan
orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah
seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling
lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”(QS. al-Ankabut [29]: 41).
Pada masa lampau manusia sering
menyembah dan meminta bantuan kepada berhala, gunung, lautan, atau
kepada manusia lain yang dianggap punya kekuatan. Namun demikian Allah
menegaskan bahwa semua mahluk yang dimintai bantuan tersebut sebenarnya
lemah. Perlindungan yang mereka berikan pun rapuh, tak akan sanggup
menahan
bencana jika menimpa manusia.
“Hai manusia,
telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan
jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat
merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat
lemah (pulalah) yang disembah.”(QS. al-Hajj [22]: 73).
Berapa banyak juga manusia yang menyangka bahwa
kekayaan
yang ia miliki akan dapat menjaganya dari kemiskinan, atau penguasa
yang ia pilih dan dukung akan dapat melindunginya, atau melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ia kira akan dapat menjaganya. Namun
demikian semua ternyata tidak dapat melindungi mereka dari marabahaya di
dunia.
Kekayaan dapat ludes, penguasa bisa
tumbang, dan ilmu pengetahuan serta teknologi tidak dapat menangkal
beragam kelemahan dan bencana. Sebagai contoh, negara Jepang yang sering
dikatakan sudah maju iptek-nya sekalipun tak berdaya dan menjadi lumpuh
manakala bencana tsunami menimpa mereka. Inilah hakikat rumah laba-laba. Nampak indah tetapi sebenarnya amat rapuh.
Jelas sudah, tak ada yang layak dimintai pertolongan dan dapat memberikan pertolongan sejati melainkan hanya Allah SWT.